Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Direktur Utama Pelindo II, Arif Suhartono

Integrasi Pelindo Perkuat Konektivitas Maritim

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Saat ini, Indonesia masih tergolong mahal dibandingkan negara-negara lain. Data Kementerian Keuangan tahun 2019 mencatat bahwa biaya logistik di Indonesia masih tergolong mahal yaitu mencapai 23,5 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dari persentase tersebut terdapat rincian yaitu 8,9 persen biaya inventori, 8,5 persen transportasi darat, 2,8 persen laut, 2,7 persen administrasi, dan 0,8 persen biaya lainnya.

Jika dibandingan dengan negara lain seperti apa?

Menurut studi konsolidasi Pelindo I-IV, angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain, yakni: Singapura (8 persen), Amerika Serikat (8 persen), Uni Eropa (9 persen), Jepang (9 persen), Korea Selatan (9 persen), India (13 persen), Malaysia (13 persen), dan China (15 persen). Kalau kita bandingkan dengan negara lain tentunya kita masih cukup besar. Tentunya kita tidak bisa membandingkan angka dengan angka tanpa mempertimbangkan kondisi negara kita. Tentunya Singapura yang negaranya relatif kecil dan pastinya terkonek semua, dibandingkan dengan negara kita, tentunya berbeda.

Jadi, apa yang menyebabkan biaya tersebut lebih tinggi?

Jadi, mahalnya ongkos logistik dipengaruhi oleh sejumlah isu utama, seperti regulasi pemerintah yang tidak kondusif, efisiensi value chain darat dan maritim yang rendah, operasi dan infrastruktur pelabuhan yang tidak optimal, dan supply-demand tidak seimbang.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top