Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Direktur Utama Pelindo II, Arif Suhartono

Integrasi Pelindo Perkuat Konektivitas Maritim

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah telah mengumumkan rancangan penggabungan BUMN Pelabuhan. Empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pelabuhan, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, II, III, dan IV akan berintegrasi menjadi satu Pelindo.

Penggabungan ini dilakukan dalam rangka mewujudkan industri kepelabuhanan nasional yang lebih kuat, dan meningkatkan konektivitas maritim di seluruh Indonesia, serta meningkatkan kinerja dan daya saing BUMN di bidang kepelabuhanan.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang hal tersebut sekaligus langkah dan upaya yang dilakukan Pelindo II dalam mengembangkan usaha di tengah pandemi Covid-19 ini, berikut penjelasan Direktur Utama (Dirut) PT Pelindo II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC), Arif Suhartono, yang juga dipercaya menjadi Ketua Organizing Committee (OC) Integrasi Pelindo kepada wartawan Koran Jakarta, Muhammad Zaki Alatas, di beberapa kesempatan.

Berikut petikan keterangan resmi dari Arif Suhartono terkait dengan pengintegrasian Pelindo ke depannya.

Petama, mungkin bisa dijelaskan terkait langkah penggabungan keempat Pelindo?

Jadi, merger Pelindo adalah dalam rangka membuat brand baru. Meski Pelindo II yang akan menjadi entitas yang menerima penggabungan tiga Pelindo lain, konsep integrasi adalah menciptakan brand baru. Meski kami surviving entity. Tapi, konsepnya integrasi Pelindo I, II, III, IV adalah ini kita buat brand baru, bukan me-Pelindo II-kan Pelindo I, III, IV. Kita buat brand baru untuk Indonesia.

Ini merupakan program restrukturisasi BUMN Pelabuhan?

Betul sekali, dan ini juga merupakan salah satu bagian dari program strategis pemerintah dan inisiatif Kementerian BUMN untuk melanjutkan proses konsolidasi BUMN dalam layanan kepelabuhanan, serta diusulkan masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN), sesuai arahan Presiden. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan atas opsi restrukturisasi BUMN Pelabuhan, penggabungan adalah opsi yang paling sesuai karena dapat memaksimalkan sinergi dan penciptaan nilai tambah.

Prosesnya penggabungannya seperti apa?

Dalam rancangan penggabungan, Pelindo II akan menjadi Perusahaan Penerima Penggabungan dan Pelindo I, Pelindo III, dan Pelindo IV akan bubar demi hukum tanpa proses likuidasi.

Nantinya Pelindo akan seperti apa?

Pelindo ke depan akan memiliki kontrol dan kendali strategis yang lebih baik. Pengembangan perencanaan akan menjadi lebih holistik untuk jaringan pelabuhan, yang akhirnya akan menurunkan biaya logistik. Pelindo terintegrasi selanjutnya tidak akan dikelola berdasarkan wilayah melainkan berdasarkan lini bisnis sehingga dapat fokus untuk mengembangkan potensi bisnis ke depan.

Tapi optimis jika pengabungan ini merupakan langkah yang tepat?

Terintegrasinya Pelindo memiliki banyak manfaat bagi perusahaan maupun bagi ekonomi nasional. Salah satunya ialah dengan membuka kesempatan perusahaan untuk go global. Integrasi ini akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs.

Keuntungan lainnya dari pengabungan ini?

Integrasi Pelindo juga akan membuka lapangan kerja baru melalui investasi di sektor pelabuhan yang semakin meningkat. Dengan demikian berpotensi menurunkan angka pengangguran. Semakin tingginya jumlah pekerja, akhirnya bisa meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia selama 2021-2025.

Fokus kinerjanya?

Kami akan fokus pada klaster-klaster bisnis akan meningkatkan kapabilitas dan keahlian yang akan berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan melalui kualitas layanan yang lebih baik dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya keuangan, aset, dan SDM. Selain itu, bahwa salah satu tujuan merger BUMN Pelindo ialah turut mendukung penurunan biaya logistik nasional. Saat ini, biaya logistik ditaksir sekitar 23,5 persen dari produk domestik bruto.

Kalau rencana kerja, Pelindo II ke depan?

Kami ada beberapa inisiatif strategis atau rencana kerja akan dilakukan selama lima tahun ke depan setelah terbentuknya integrasi Pelindo.

Seperti apa rencana tersebut?

Pada tahun ini sampai 2022, Pelindo akan fokus pada penyelarasan bisnis, pasca-integrasi melalui standardisasi dan integrasi operasional dan komersial untuk peningkatan kualitas pelayanan. Selanjutnya pada 2023-2024, Pelindo akan melakukan pengembangan bisnis melalui strategic partnership. Ini dilakukan melalui kolaborasi dengan pelayaran domestik maupun global untuk peningkatan konektivitas laut. Kemudian untuk 2025, Pelindo baru akan melakukan persiapan rencana ekspansi regional dan internasional. Pada tahun tersebut, Pelindo berkeinginan untuk mengepakan sayap menuju go internasional.

Untuk Digitalisasi bagaimana?

Oh tentu. Pelindo juga akan melakukan peningkatan pemanfaatan teknologi digital dalam bisnis ke pelabuhan dan bisnis mendukungnya, serta penguatan dukungan konektivitas dan ekosistem logistik melalui kerja sama dengan kawasan industri untuk peningkatan arus barang.

Terkait biaya logistik, bisa diceritakan tentang hal tersebut?

Saat ini, Indonesia masih tergolong mahal dibandingkan negara-negara lain. Data Kementerian Keuangan tahun 2019 mencatat bahwa biaya logistik di Indonesia masih tergolong mahal yaitu mencapai 23,5 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dari persentase tersebut terdapat rincian yaitu 8,9 persen biaya inventori, 8,5 persen transportasi darat, 2,8 persen laut, 2,7 persen administrasi, dan 0,8 persen biaya lainnya.

Jika dibandingan dengan negara lain seperti apa?

Menurut studi konsolidasi Pelindo I-IV, angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain, yakni: Singapura (8 persen), Amerika Serikat (8 persen), Uni Eropa (9 persen), Jepang (9 persen), Korea Selatan (9 persen), India (13 persen), Malaysia (13 persen), dan China (15 persen). Kalau kita bandingkan dengan negara lain tentunya kita masih cukup besar. Tentunya kita tidak bisa membandingkan angka dengan angka tanpa mempertimbangkan kondisi negara kita. Tentunya Singapura yang negaranya relatif kecil dan pastinya terkonek semua, dibandingkan dengan negara kita, tentunya berbeda.

Jadi, apa yang menyebabkan biaya tersebut lebih tinggi?

Jadi, mahalnya ongkos logistik dipengaruhi oleh sejumlah isu utama, seperti regulasi pemerintah yang tidak kondusif, efisiensi value chain darat dan maritim yang rendah, operasi dan infrastruktur pelabuhan yang tidak optimal, dan supply-demand tidak seimbang.

Bagaimana dengan regulasi kita saat ini?

Terkait regulasi pemerintah, negara perlu melakukan adjustment dan efisiensi aturan. Ia juga menyoroti persoalan biaya logistik sektor kelautan dengan menekankan bahwa jaringan/networking merupakan hal utama dalam pelabuhan. Inilah yang kemudian menyebabkan perbedaan di masing-masing pelabuhan.

Contohnya?

Bicara logistik cost sektor laut, bicara pelabuhan itu bicara network, tidak bicara single port, pelabuhan A mungkin bagus, pelabuhan B tidak bagus, A bongkar muat 1 hari, B bongkar muat tiga menunggu tiga hari, artinya secara overall cost dari A ke B tinggi. Perfoma di pelabuhan masih disparitas, dari banyak pelabuhan di timur maupun di barat.

Lalu untuk menekan tinggi biaya logistik bagaimana?

Strategi untuk menekan biaya logistik pelabuhan adalah dengan cara memperpendek port stay atau waktu berlabuhnya kapal di pelabuhan. Artinya, semakin lama kapal parkir di pelabuhan, semakin mahal juga ongkos yang dikeluarkan, serta mengakibatkan terganggunya aktivitas kapal lain yang akan berlabuh. Jadi, dari sektor pelabuhan untuk membantu logistic cost adalah memperpendek port stay.

Terkait Pelindo II sendiri, bagaimana manajemen berjuang di tengah pandemi ini?

Pelindo II atau IPC adalah satu BUMN yang memiliki peran kritikal dalam kelancaran logistik di Indonesia. Ini sektor yang esensial atau kritikal. Selama pandemi Covid-19, untuk pekerjaan kantor, kami upayakan dapat dilakukan di rumah (work from home/WFH) dengan catatan proses bisnis tidak boleh berkurang, kualitas tidak boleh menurun.

Bagaimana dengan kinerja?

Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, IPC sebagai BUMN Kepelabuhanan terus berperan aktif untuk mendorong pemulihan perekonomian nasional, salah satunya melalui pelayanan ekspor komoditas hasil pertanian dan perkebunan yang mayoritas dikirim ke negara-negara di benua Asia, Eropa, Australia, dan Amerika.

Kalau nilai kinerja ekspor impor?

Syukur alhamdulillah semua berjalan lancar. Belum lama ini, kami berhasil layani ekspor hasil pertanian dan perkebunan dalam kegiatan Merdeka Ekspor 2021 melalui enam pelabuhan yang dikelola IPC Group dengan nilai ekspor sebesar 1,6 triliun rupiah atau berkontribusi 22 persen dari total nilai ekspor keseluruhan sebesar 7,29 triliun rupiah.

Itu di pelabuhan mana saja?

Rincian nilai ekspor yang ditangani oleh IPC Group meliputi Pelabuhan Tanjung Priok melalui dermaga PT Jakarta International Container Terminal (JICT) sebesar 435,1 miliar rupiah, Pelabuhan Dwikora di Pontianak sebesar 194,3 miliar rupiah, Pelabuhan Boom Baru di Palembang sebesar 138 miliar rupiah, Pelabuhan Panjang di Lampung 666,9 miliar rupiah, Pelabuhan Teluk Bayur di Padang 40 miliar rupiah, serta Pelabuhan Talang Duku di Jambi sebesar 141,8 miliar rupiah.

Menurut Bapak, gaya kepemimpinan Bapak seperti apa?

Komunikasi merupakan salah satu aspek yang terus kami perkuat. Saya juga berupaya untuk memberi contoh kepada para karyawan. Menurut saya, seorang CEO tidak hanya harus menguasai manajerial, melainkan juga seluruh aspek yang ada. Background saya memang sebagai engineering, tapi saya berupaya untuk belajar mengenai aspek komunikasi, keuangan, bahkan komersial untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dan membentuk kultur kerja yang positif.

Jadi, saya katakan kepada teman-teman saya di Pelindo bahwa komunikasi yang bagus dapat menyelesaikan masalah. Sebaliknya, saat komunikasi bermasalah, harus ada seseorang yang setidaknya bisa merangkai semuanya dari sisi komersial, operasional, teknik, dan keuangan. Karyawan Pelindo dididik untuk selalu mencari solusi pada permasalahan yang ada sebelum berkomentar. Selain itu, saya berupaya untuk memberikan perhatian pada hal-hal detail, termasuk yang berkaitan dengan efisiensi.

Bapak menerima masukan bawahan?

Saya justru tidak mau kalau tidak ada kritik dan saran dari bawahan. Jadi, harus ada kritik dan saran sehingga saat ada kesalahan bisa ditangani bersama-sama. Perusahaan ini kan bukan milik perseorangan, melainkan milik bersama dan harus berjalan bersama-sama. Siapa pun itu, selama tepat, argumentasinya akan didengar dan diakui. Saya akan sedikit tersinggung kalau tidak ada yang membantah atau memberikan argumentasi saat diskusi. Sebagai seorang pimpinan, input dari para karyawan sangatlah penting. Makanya, saya dorong anak-anak agar terbuka, speak up.

Terakhir, prinsip atau nilai-nilai kepemimpinan yang Bapak pegang?

Bagi saya, integritas merupakan hal paling penting. Semua pekerjaan akan menjadi lebih mudah apabila kita memiliki integritas tinggi. Kalau kita berintegritas, berbagai celah permasalahan dapat teratasi. Ada dua hal yang biasanya menjadi kendala dalam menjalankan integritas, yakni vested interest dan lack of knowledge.

Lack of knowledge dapat diselesaikan dengan kembali belajar kepada sumber yang ahli. Yang paling besar pengaruhnya yaitu vested interest. Integritas kita akan diuji oleh hal-hal tersebut. Saya juga termasuk orang yang detail. Tidak mudah memimpin perusahaan sebesar Pelindo II yang sebelumnya memiliki beberapa masalah. Diperlukan pemahaman yang tinggi di semua sektor agar kebijakan atau keputusan yang diambil tepat sasaran.

Riwayat Hidup*

Nama: Arif Suhartono

Tempat, tanggal lahir: Banyumas, Jawa Tengah, Mei 1970

Pendidikan:

  • Sarjana Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung (1994)
  • Master of Infrastructure Management di Yokohama National University (2001)
  • Master of Business Administration di Nanyang Technological University (2017)

Karier:

  • Direktur Operasi PT Multi Terminal Indonesia (2010-2012)
  • Direktur Komersial PT Multi Terminal Indonesia (2012-2013)
  • Direktur Utama PT Terminal Peti Kemas Indonesia (2013-2014)
  • Pj. PMO Leader PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), (2014)
  • Direktur Utama Rukindo PT Pengerukan Indonesia (2014-2015)
  • Direktur Utama PT Pelabuhan Tanjung Priok (2015-2017)
  • Direktur Utama PT Pengembang Pelabuhan Indonesia (2017-2019)
  • Direktur Komersial PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), (2019-2020)
  • Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), (2020 - 2021)
  • Direktur Utama Pelindo (Oktober 2021-Sekarang)

*BERBAGAI SUMBER/LITBANG KORAN JAKARTA/AND


Redaktur : Sriyono
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top