Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 17 Des 2024, 14:44 WIB

IDI Enarotali Ungkap Gejala Angin Duduk yang Harus Diwaspadai dan Cara Pengobatannya

Foto: iStockphoto/Nastasic

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Enarotali idienarotali.org mengungkapkan, angin duduk adalah salah satu penyakit yang paling umum dialami. Angin duduk, juga dikenal sebagai angina pectoris atau iskemia, adalah kondisi di mana aliran darah ke otot jantung terganggu, menyebabkan nyeri di dada.

IDI Enarotali adalah organisasi kesehatan yang berfokus pada pengembangan kompetensi dokter agar dapat memberikan layanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat. 

Medical outreach adalah salah satu program unggulan IDI Enarotali yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan dengan memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat di daerah yang sulit dijangkau.

Saat ini IDI Enarotali meneliti lebih lanjut mengenai penyebab utama dari penyakit angin duduk serta obat yang dapat dikonsumsi oleh penderitanya.

Apa saja penyebab terjadinya penyakit angin duduk?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Enarotali menjelaskan bahwa penyakit angin duduk, yang dalam istilah medis dikenal sebagai angina pektoris, adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otot jantung terhambat atau berkurang. Berikut adalah penyebab utama terjadinya angin duduk meliputi:

1. Penyempitan pembuluh darah koroner

Angin duduk biasanya disebabkan oleh penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah koroner, yang mengirimkan darah ke jantung. Aterosklerosis, penumpukan plak lemak di dinding pembuluh darah, adalah penyebab paling umum dari penyumbatan ini.

2. Spasme pada pembuluh darah

Angina varian, juga dikenal sebagai angina Prinzmetal, dapat terjadi karena spasme sementara pada arteri jantung. Spasme ini menyebabkan arteri menyempit, sehingga bahkan saat seseorang beristirahat, aliran darah ke jantung menjadi lebih sedikit.

3. Faktor usia serta jenis kelamin

Risiko terkena angin duduk meningkat dengan penambahan usia. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria di atas 45 tahun dan wanita di atas 55 tahun. Untuk tetap sehat dan merasa lebih baik, minum banyak air putih setiap hari sangat penting.

4. Stres akibat aktivitas sehari-hari

Selain itu, stres dapat menyebabkan gejala angin duduk, terutama saat jantung membutuhkan lebih banyak oksigen. Jika Anda mengalami stres berlebihan, cobalah untuk meluangkan waktu bersama keluarga Anda dan menjaga pola makan yang sehat.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati angin duduk?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyakit angin duduk yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun tidak perlu khawatir, Untuk mengobati gejala angin duduk (angina pektoris), beberapa obat yang direkomendasikan meliputi:

1. Obat Nitrogliserin

Nitrogliserin merupakan obat yang digunakan untuk meredakan atau mencegah angina (angin duduk). Nitrogliserin digunakan dengan dosis 5-200 mcg, pada penyakit seperti iskemia, gagal jantung, hipertensi dan angina pectoris.

2. Obat Aspirin

Obat ini berfungsi sebagai pengencer darah, membantu mencegah pembekuan dan memudahkan aliran darah melalui pembuluh yang menyempit. Dosis rendah aspirin dapat diresepkan sebagai langkah pencegahan.

3. Obat Antagonis Kalsium

Obat ini membantu melemaskan dan melebarkan pembuluh darah, meningkatkan aliran darah ke jantung. Biasanya diresepkan jika ada efek samping dari nitrat atau penghambat beta.

4. Obat Statin

Statin adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kolesterol tinggi yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Statin bekerja dengan mencegah penumpukan kolesterol di arteri.

Sebelum menggunakan obat-obatan ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna memastikan dosis dan jenis obat yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan individu.

(IKN)

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.