Hijaunya Alam Talaga Remis di Kaki Ciremai
Suasana Talaga Remis
Karena Keraton Cirebon menyatakan menolak mengirimkan upeti, akhirnya terjadi perang antara kedua rombongan. Perang pun tidak dapat terelakkan antar keduanya di kaki Gunung Slamet. Utusan Keraton Cirebon Pangeran Salingsingan ternyata tidak bisa menandingi kedigdayaan Pangeran Purbaya dan pasukannya.
Mereka mundur lalu mengirim pesan kepada Sultan Matangaji. Mendengar keadaan itu, sultan mengutus menantunya Elang Sutajaya yang sakti mandraguna menuju medan perang. Demi membantu saudara-saudaranya yang tengah terdesak, dirinya berangkat membantu Pangeran Salingsingan dan memenangkan peperangan.
Sampai ditujuan, Elang Sutajaya mencari Pangeran Purbaya sebagai musuh utama. Dirinya menggunakan keris sebagai senjata dan ilmu sakti untuk mengalahkan sang utusan dari Kerajaan Mataram itu. Tanpa ampun, keris yang menjadi senjata Elang berhasil menghunus badan Purabaya hingga terbelah menjadi dua.
Merasa kalah, Pangeran Purabaya meminta belas kasih kepada Elang Sutajaya untuk diampuni. Namun Elang Sutajaya tidak bergeming. Ia mengatakan bahwa Purabaya bukanlah orang yang baik, karena telah melakukan kekerasan termasuk memulai peperangan sampai membunuh.
Mendengar nasihat yang keluar dari Elang Purabaya, Pangeran Salingsingan pun menangis tanpa henti. Hingga air matanya membentuk sebuah Telaga Remis. Sedangkan Pangeran Purabaya berubah wujud menjadi seekor bulus atau kura-kura. Bulus tersebut diberi nama Si Mendung Purbaya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya