Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Hijaunya Alam Talaga Remis di Kaki Ciremai

Foto : Indonesiakaya.com

Suasana Talaga Remis

A   A   A   Pengaturan Font

Wilayah di sekitar kaki Gunung Ciremai dikenal dengan pemandangan alamnya. Eloknya alam Kuningan salah satunya terlihat di Hutan Wisata Talaga Remis yang berada di Desa Kaduela, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Destinasi ini berupa Talaga Remis dengan juga hutan yang didominasi dengan pohon pinus. Lokasinya tidak jauh dari Jalan Raya antara Majalengka-Sumber-Cirebon. Sedangkan jarak dari pusat Kota Kuningan sejauh 37 kilometer atau dapat ditempuh 1 jam.

Nama danau tersebut berasal dari kata dalam bahasa Sundatalagayang artinya danau danremisyaitu binatang sejenis kerang berwarna kuning dengan bentuk cenderung bundar dengan nama latinCorbicula javanica. Hewan bercangkang ini banyak hidup di sekitar telaga dan menjadi konsumsi orang di sekitarnya karena proteinnya yang tinggi.

Telaga Remis memiliki luas mencapai 3,25 hektare. Namun luas total dari Hutan wisata Talaga Remis mencapai 13 hektare. Sedangkan luas danaunya 3,25 hektare. Tempat ini sekarang dikelola oleh Perum Kehutanan Kabupaten Kuningan.

Lokasinya berada di sebelah utara Gunung Ciremai yang gagah, sebuah gunung tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian puncaknya 3.078 meter di atas permukaan laut (mdpl). Selain pesonanya berupa telaga dengan air bening, di sekeliling telah menawarkan pemandangan hijau hutan pegunungan.

Hutan wisata Talaga Remis menyimpan keanekaragaman flora dan fauna, terdapat kurang lebih 160 jenis tumbuhan di antaranya sonokeling, malaka, kosambi dan lain-lain. Salah satu daya tarik tempat ini adalah adanya satu jenis tumbuhan langka yaitu Pisang Hyang.

Suasana asri bercampur dengan udara yang sejuk membuat Talaga Remis sangat pas dijadikan tempat untuk sekedar melepas kepenatan. Adanya wahana sepeda air untuk berkeliling menambah keasyikan tersendiri saat berkunjung ke area wisata yang saat ini dikelola oleh Perum kehutanan Kabupaten Kuningan ini.

Di sekeliling danau terdapat jalur khusus untuk pejalan kaki yang dibuat untuk memutarinya. Menelusuri jalan setapak dari semen ini tidak akan terasa panas karena terlindungi oleh pepohonan. Udaranya yang sejuk menjadikan area ini banyak ditumbuhi lumut.

Talaga Remis terbuka bagi para pemancing, meski agak sulit untuk mendapatkan ikannya. Ikan seperti mujair dan ikan mas menjadi ikan yang mendominasi perairan ini, menjadi target dari para pemancing yang datang ke tempat ini.

Talaga Remis yang anggun memiliki mitos yang berkembang. Dahulu Keraton Cirebon yang dipimpin oleh Sultan Matangaji menolak untuk memberi upeti kepada Kerajaan Mataram sebagai bentuk pengakuan. Maka diutuslah Pangeran Salingsingan dan beberapa anak buahnya untuk berangkat menyampaikan penolakan ke pihak Mataram. Namun sebelum sampai tujuan, rombongan ini bertemu dengan kelompok Pangeran Purbaya dari Mataram yang ingin menagih upeti.

Karena Keraton Cirebon menyatakan menolak mengirimkan upeti, akhirnya terjadi perang antara kedua rombongan. Perang pun tidak dapat terelakkan antar keduanya di kaki Gunung Slamet. Utusan Keraton Cirebon Pangeran Salingsingan ternyata tidak bisa menandingi kedigdayaan Pangeran Purbaya dan pasukannya.

Mereka mundur lalu mengirim pesan kepada Sultan Matangaji. Mendengar keadaan itu, sultan mengutus menantunya Elang Sutajaya yang sakti mandraguna menuju medan perang. Demi membantu saudara-saudaranya yang tengah terdesak, dirinya berangkat membantu Pangeran Salingsingan dan memenangkan peperangan.

Sampai ditujuan, Elang Sutajaya mencari Pangeran Purbaya sebagai musuh utama. Dirinya menggunakan keris sebagai senjata dan ilmu sakti untuk mengalahkan sang utusan dari Kerajaan Mataram itu. Tanpa ampun, keris yang menjadi senjata Elang berhasil menghunus badan Purabaya hingga terbelah menjadi dua.

Merasa kalah, Pangeran Purabaya meminta belas kasih kepada Elang Sutajaya untuk diampuni. Namun Elang Sutajaya tidak bergeming. Ia mengatakan bahwa Purabaya bukanlah orang yang baik, karena telah melakukan kekerasan termasuk memulai peperangan sampai membunuh.

Mendengar nasihat yang keluar dari Elang Purabaya, Pangeran Salingsingan pun menangis tanpa henti. Hingga air matanya membentuk sebuah Telaga Remis. Sedangkan Pangeran Purabaya berubah wujud menjadi seekor bulus atau kura-kura. Bulus tersebut diberi nama Si Mendung Purbaya.

Untuk masuk ke Talaga Remis yang memanjakan mata, dikenakan tiket masuk 10.000 ribu rupiah. Fasilitas yang tersedia adalah perahu motor, sepeda air, saung, pos jaga, pondok kerja, papan petunjuk, instalasi air bersih,shelter, tempat sampah, bangku, MCK dan musala. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top