
Hati-hati, Banyak Anak Muda Terlilit Utang 'Paylater', Dampaknya Bisa Bahaya!

Ilustrasi belanja online.
Sebesar 67,8% responden dalam survei KIC, misalnya, mengaku sebagai pengguna dompet digital - OVO, GoPay, ShopeePay, hingga Dana - yang juga menjadi pintu masuk penggunaan jasa paylater.
Inilah mengapa, pada awalnya dulu (rentang 2017-2019), sebagian besar aplikasi niaga daring (e-commerce) sering kali mensyaratkan aktivasi dompet pembayaran mereka lebih dulu. Secara tidak langsung, hal ini dapat mendorong mereka mengakses fitur paylater.
Kemudahan akses ini, serta promosi yang menggiurkan dan dirancang untuk memanipulasi otak (neuromarketing), merangsang keinginan konsumen untuk berbelanja. Banyak anak muda keranjingan paylater, bahkan untuk membeli sesuatu yang tidak benar-benar mereka butuhkan.
Kesalahan bukan hanya pada kaum muda
Banyaknya anak muda yang menggunakan jasa keuangan digital, menurut sebuah riset di Yogyakarta, adalah karena minimnya literasi finansial, pemasukan yang sedikit, kurangnya kendali, hingga dorongan gaya hidup glamor.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya