Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Hati-hati, Banyak Anak Muda Terlilit Utang 'Paylater', Dampaknya Bisa Bahaya!

Foto : antara/reuters

Ilustrasi belanja online.

A   A   A   Pengaturan Font

Bentuk utang makin variatif. Ada yang berwujud barang, fasilitas, uang, kredit, hingga jasa "beli kini bayar nanti" atau pay later. Aksesnya mudah dan menggiurkan.

Muhammad Naufal Waliyuddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Akhir tahun lalu, masyarakat dikejutkan dengan kabar tentang 311 mahasiswa yang terjerat pinjaman online (pinjol).

Sejak pandemi COVID-19, banyak kelompok masyarakat Indonesia - termasuk anak muda - terjebak utang karena beragam faktor. Beberapa di antaranya karena pemutusan hubungan kerja (PHK), kenaikan harga bahan pokok, krisis global, dan kebutuhan aktivitas daring yang makin masif karena kerja dan pembelajaran jarak jauh.

Pada mulanya, utang hanyalah bentuk relasi sosial sederhana yang berkaitan dengan jasa, balas budi, barter dan aktivitas sosial-ekonomi kemanusiaan sehari-hari. Sebagaimana ulasan antropolog ekonomi David Graeber, dengan bergulirnya sejarah dan semakin kompleksnya kehidupan masyarakat, utang pun berkembang melampaui urusan ekonomi, finansial, negara dan pasar belaka.

Seiring berkembangnya sistem keuangan, jenis-jenis utang pun menjadi semakin variatif. Ada yang berwujud barang, fasilitas, uang (dengan sistem bunga ataupun tidak), kredit, hingga yang terbaru adalah jasa "beli kini bayar nanti" (buy now pay later atau BNPL) dengan akses yang mudah dan menggiurkan bagi konsumen muda.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top