![Hasil Riset: Kepuasan Hidup Rendah Jika Hanya Wanitanya yang Mencari Nafkah](https://koran-jakarta.com/images/article/hasil-riset-kepuasan-hidup-rendah-jika-hanya-wanitanya-yang-mencari-nafkah-230711110100.jpg)
Hasil Riset: Kepuasan Hidup Rendah Jika Hanya Wanitanya yang Mencari Nafkah
![Hasil Riset: Kepuasan Hidup Rendah Jika Hanya Wanitanya yang Mencari Nafkah](https://koran-jakarta.com/images/article/hasil-riset-kepuasan-hidup-rendah-jika-hanya-wanitanya-yang-mencari-nafkah-230711110100.jpg)
Ilustrasi perempuan bekerja.
Namun, menjadi pengangguran telah menjadi bagian normal dari siklus kehidupan kerja, termasuk bagi para profesional kelas menengah yang secara tradisional seharusnya lebih terlindung dari risiko ini. Temuan kami menunjukkan bahwa norma gender memengaruhi cara pasangan mengatasi fase pengangguran - laki-laki lebih menghargai status pekerjaan mereka daripada pekerjaan pasangan mereka.
Selain itu, tekanan yang dirasakan laki-laki ketika ada di situasi di mana perempuannya yang mencari nafkah dapat memicu perempuan untuk menahan diri dari mengambil pekerjaan dengan gaji lebih tinggi, yang kemudian memperkuat ketidaksetaraan gender dalam pekerjaan, kemajuan karir, dan pendapatan.
Jelas, jalan masih panjang untuk memutuskan keterkaitan antara pencarian nafkah dan maskulinitas. Menantang idealisme "pencari nafkah adalah laki-laki" ini sangat penting agar laki-laki tidak lagi merasa gagal ketika mereka tidak mampu memenuhi harapan ini.
Helen Kowalewska, Lecturer in Social Policy, University of Bath
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya