Gawat! Perang Belum Usai, Presiden Rusia Vladimir Putin Ancam Beri Pembalasan Secepat Kilat ke Negara Barat Jika Ikut Campur Tangan di Ukraina, Moskow Siap Serang Negara Lain?
Presiden Rusia Vladimir Putin
Foto: ReutersPresiden Rusia Vladimir Putin kembali memperingatkan negara-negara terutama negara Barat yang ikut campur di Ukraina. Bahkan, ia menekankan akan ada pembalasan 'secepat kilat' Moskow bagi negara tersebut nantinya.
Rusia telah mengatakan kepada Amerika Serikat untuk berhenti mengirim senjata ke Ukraina. Moskow menganggap pengiriman senjata Barat dalam jumlah besar mengobarkan konflik.
"Jika seseorang berniat untuk campur tangan dalam peristiwa yang sedang berlangsung (di Ukraina) dari luar, dan menciptakan ancaman strategis bagi Rusia yang tidak dapat kami terima, mereka harus tahu bahwa serangan balasan kami akan secepat kilat," kata Putin, menurut video pidatonya yang diberikan oleh media Rusia, dikutip dari Reuters, Kamis (28/4).
"Kami memiliki semua alat untuk ini, hal-hal yang tidak dapat dibanggakan orang lain sekarang. Dan kami tidak akan menyombongkan diri, kami akan menggunakannya jika perlu. Dan saya ingin semua orang tahu itu," lanjutnya.
Invasi Rusia ke Ukraina dimulai sejak 24 Februari dan telah membuat kota-kota menjadi puing-puing dan memaksa lebih dari 5 juta orang mengungsi ke luar negeri. Negara-negara Barat telah menanggapi dengan sanksi dan senjata bagi Ukraina untuk berperang yang telah membawa kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Barat.
Rusia menyebut intervensinya sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari fasis. Ukraina dan Barat mengatakan ini dalih palsu untuk perang agresi tak beralasan oleh Presiden Vladimir Putin.
Sementara Rusia menekan serangan militernya di Ukraina timur dan selatan, pertempuran ekonominya dengan Barat mengancam pasokan gas ke Eropa. Ini bertujuan untuk menghancurkan ekonomi Rusia.
Di sisi lain, Ukraina mengatakan Eropa harus berhenti bergantung pada Rusia untuk perdagangan setelah menghentikan pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia karena tidak membayar dalam rubel.
"Semakin cepat semua orang di Eropa menyadari bahwa mereka tidak dapat bergantung pada Rusia untuk perdagangan, semakin cepat mungkin untuk menjamin stabilitas di pasar Eropa," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Rabu malam.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Rivaldi Dani Rahmadi
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Hati Hati, Ada Puluhan Titik Rawan Bencana dan Kecelakaan di Jateng
- Malam Tahun Baru, Ada Pemutaran Film di Museum Bahari
- Kaum Ibu Punya Peran Penting Tangani Stunting
- Trump Tunjuk Produser 'The Apprentice', Mark Burnett, sebagai Utusan Khusus untuk Inggris
- Presiden Prabowo Terbitkan Perpres 202/2024 tentang Pembentukan Dewan Pertahanan Nasional