G-Dragon Mendapat Hak Merek Dagang Sepenuhnya dari YG, Tanpa Kompensasi
G-Dragon.
Foto: Soompi/Galaxy CorporationG-Dragon BIGBANG saat ini memegang semua hak merek dagang atas namanya.
Pada tanggal 1 Juli, YG Entertainment mengkonfirmasi berita bahwa hak merek dagang atas nama panggung G-Dragon telah dialihkan kepada penyanyi tersebut tanpa kompensasi. G-Dragon diketahui telah meninggalkan agensi tersebut tahun lalu.
"Benar bahwa kami telah menyerahkan sepenuhnya semua hak merek dagang atas nama panggung G-Dragon, termasuk 'G-Dragon' dan 'GD,' kepada G-Dragon," ungkap YG Entertainment seperti dilaporkan Soompi.
Sementara pada hari yang sama, agensi baru G-Dragon, Galaxy Corporation,mengkonfirmasi bahwa bintang K-Pop bernama asli Kwon Ji-yong ini bersiap untuk comeback sebelum akhir tahun 2024.
G-Dragon saat ini sedang dalam tahap akhir pengerjaan album barunya. Ini adalah album solo pertamanya dalam 7 tahun sejak mini album keduanya 'Kwon Ji-yong' dirilis pada Juni 2017.
G-Dragon adalah nama panggung yang tidak dapat dipisahkan dari Kwon Ji-yong. Bahkan ketika dia masih menjadi trainee YG tepat sebelum debutnya dengan BIGBANG pada tahun 2006, dia dipanggil G-Dragon.
G-Dragon mempunyai kekuatan destruktif paling besar di antara penyanyi solo Korea. Dia adalah anggota utama BIGBANG, yang memulai generasi kedua grup idola K-pop. Hal ini membuka pintu bagi 'pencipta idola' yang menciptakan lagu mereka sendiri. Mereka disebut-sebut telah mengubah lanskap grup idola Korea yang fokus pada penampilan.
Grup idola yang aktif saat ini biasanya beranggotakan anggota yang menggubah musik. Namun, saat BIGBANG debut, kehadiran G-Dragon belum pernah terjadi sebelumnya.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Lili Lestari
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Batas Baru Bunga Harian Pinjaman Online Mulai Diberlakukan, Catat Perubahannya
- 2 Kalah di Beberapa Daerah pada Pilkada 2024, Golkar Akan Evaluasi Kinerja Partai
- 3 Catat! Ini Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina yang Resmi Naik per 1 Januari 2025
- 4 Ini Pangkostrad yang Baru
- 5 Banjir Impor Turunkan Utilisasi Industri Hingga 10 Persen