Makanan, Minuman, dan Tembakau Sumbang Inflasi Terbesar
Pengunjung berbelanja makanan di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (17/12).
Foto: ANTARA/FauzanJAKARTA – Angka inflasi Jakarta selama bulan Desember tahun lalu sangat dipengaruhi makanan, minuman, dan tembakau. “Ketiganya menjadi penyumbang inflasi terbesar Jakarta untuk bulan Desember,” tutur Kepala BPS Provinsi Jakarta, Nurul Hasanudin, Kamis (2/1). Sedangkan angka inflasinya sendiri 0,37 untuk Desember.
“Untuk Jakarta inflasi bulan Desember 2024 tercatat sebesar 0,37 persen,” jelas Nurul. Menurutnya, inflasi Jakarta untuk Desember lebih rendah dari angka nasional bulan yang sama, 0,44 persen.
Menurut Nurul, dari 11 kelompok yang membentuk angka inflasi penyumbang terbesar pertama adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,26 persen dari inflasi 1,33 persen.
Komoditas lainnya yang mempengaruhi inflasi, terkait perawatan pribadi dan jasa lainnya. Di sini ada emas perhiasan dengan andil 0,05 persen dari angka inflasi 0,75 persen. Nurul menambahkan untuk penyumbang inflasi berikutnya, terkait kesehatan dengan inflasi 1,03 persen dengan andil cukup tinggi, 0,03 persen.
Sementara itu, lanjut Murul Hasanudin, jika dilihat dari komoditas, andil utama inflasi Desember adalah cabai merah. Peran tertinggi sebesar 0,04 persen dan inflasi 21,16 persen.
“Kondisi ini juga sama di tingkat nasional di mana cabai merah juga tercatat penyumbang inflasi,” katanya. Bukan hanya itu, inflasi Jakarta juga disumbang telur ayam ras dan beras dengan inflasi sebesar 0,03 persen. Kemudian, minyak goreng juga menyumbang inflasi. Angkanya, sebesar 0,02 persen. Mereka itu komoditas yang memberi andil utama inflasi.
“Secara tahunan, inflasi Jakarta lebih rendah dari angka nasional. Angka inflasi year-on-year (tercatat sebesar 1,48 persen,” jelas Nurul. Sedangkan angka nasional, berada di level 1,57 persen.
Ekspor Jakarta
Sementara itu, isu lain yang disampaikan BPS menyangkut nilai ekspor Jakarta. Menurut Nurul Hasanudin, nilai ekspor Jakarta selama November 2024 mencapai 1,34 miliar dollar AS dan. Data ini meningkat 34,75 persen dari tahun 2023.
Nilai ekspor Jakarta selama November turun 7,01 persen dari Oktober. Penurunan terutama dari minyak dan gas. Tapi ada juga dari nonmigas. Perkembangan ekspor Jakarta menurut sektornya tertinggi terjadi dalam industri pengolahan yang mencapai 95,59 persen. Sedangkan sektor pertanian 4,22 persen.
Penurunan yang cukup tinggi sektor industri pengolahan sebesar 8,02 persen dari posisi ekspor industri Oktober 2024. “Untuk pertanian sebetulnya ada kenaikan tapi karena share-nya kecil, hanya 4,22 persen, maka dampak terhadap totalnya belum mampu mengangkat penurunan ekspor bulan November 2024,” tuturnya.
Berita Trending
- 1 Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM-Pekerja Migran
- 2 Usut Tuntas, Kejati DKI Berhasil Selamatkan Uang Negara Rp317 Miliar pada 2024
- 3 Pemkot Surabaya Mengajak UMKM Terlibat dalam Program MBG
- 4 Antisipasi Penyimpangan, Kemenag dan KPAI Perkuat Kerja Sama Pencegahan Kekerasan Seksual
- 5 Kabar Gembira untuk Warga Jakarta, Sambung Air PAM Baru Kini Gratis