Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jumat, 07 Feb 2025, 08:50 WIB

Fokus Transformasi dan Inovasi, Laba BSI Tumbuh 22,83% Jadi Rp7,01 Triliun pada 2024

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi (tengah) bersama Direktur Compliance & Human Capital BSI, Tribuana Tunggadewi (kiri), dan Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho dalam paparan kinerja perusahaan di Jakarta, Kamis (6/1)

Foto: istimewa

JAKARTA- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) pada akhir 2024 membukukan laba bersih 7,01 triliun rupiah atau tumbuh doubel digit 22,83 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Begitu pula dengan indikator keuangan lain rerata tumbuh doubel digit mulai dari Dana Pihak Ketiga (DPK), pembiayaan, dan aset perseroan.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi dalam paparan kinerja perusahaan di Jakarta, Kamis (6/1) mengatakan penerapan strategi yang fokus pada pembiayaan berkualitas, transformasi digital dan inovasi menjadi kunci BSI menjaga kinerja yang impresif di tengah dinamika kondisi perekonomian.

Tahun 2024 papar Hery merupakan periode menantang di mana kondisi ekonomi global masih diliputi ketidakpastian, likuiditas yang ketat dan persaingan pasar yang tinggi. Di tengah kondisi itu, BSI terus mempertahankan fokus untuk senantiasa agile dan inovatif melalui transformasi digital serta menjaga pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas.

BSI jelasnya pada 2024 menerapkan beberapa strategi. Pertama, BSI fokus memperbaiki infrastruktur transaction banking dengan meluncurkan BYOND by BSI dan memperbanyak mesin ATM/CRM, EDC, BSI Agent, serta merchant QRIS.

Kedua, menggali potensi bisnis model yang baru yakni bisnis berbasis emas, Tabungan haji, bancassurance dan bisnis treasury. 

“Alhamdulillah, kinerja yang dicapai menggembirakan bahkan melebihi ekspektasi di tengah ketidakpastian ekonomi global. BSI, setiap tahun sejak lahir hingga saat ini, selalu tumbuh di atas pertumbuhan industri,” ucap Hery.

Menurut Hery, langkah yang diambil terbukti efektif. BSI berhasil mempertahankan kinerja dengan pertumbuhan yang konsisten di atas industri perbankan, dengan fundamental yang kuat.

Dengan pertumbuhan laba bersih 22,83 persen yoy pada 2024, BSI menjadi salah satu di jajaran Top 10 Bank yang mencatatkan pertumbuhan kinerja tertinggi. Pencapaian laba yang tinggi tidak terlepas dari pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) yang tepat serta pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang tepat dan berkelanjutan. 

Di tengah ketatnya kompetisi likuiditas sektor perbankan, BSI mencatat pertumbuhan DPK sebesar 11,46 persen menjadi 327,45 triliun rupiah. Pencapaian itu ditopang oleh dana murah (CASA) yang mencapai rasio 60,12 persen dari total DPK. Sepanjang 2024, CASA BSI mencapai 197 triliun rupiah atau naik 10,65 persen yoy. Tercatat, DPK BSI dari produk-produk tabungan mencapai 140,53 triliun rupiah, disusul deposito 130,58 triliun rupiah, dan giro 56,33 triliun rupiah. Pengelolaan DPK yang tepat memberikan dampak positif pada penurunan beban bagi hasil. 

“Kami mengambil peluang dengan memanfaatkan potensi Islamic ecosystem yang hanya dimiliki oleh bank syariah. Salah satunya lewat bisnis emas dan haji. Inovasi dan transformasi digital yang memudahkan transaksi secara digital juga turut berdampak positif terhadap penghimpunan DPK,” jelasnya.

Di Atas Industri

Penyaluran pembiayaan BSI juga menunjukkan kinerja impresif dengan pertumbuhan di atas industri. Pada 2024, BSI tercatat menyalurkan pembiayaan sebesar 278,48 triliun rupiah, tumbuh 15,88 persen yoy. Berdasarkan segmen, pembiayaan yang disalurkan BSI ke segmen wholesale mencapai 77,22 triliun rupiah atau tumbuh 14,38 persen yoy, disusul segmen ritel senilai 49,38 triliun rupiah (naik 16,86 persen yoy). Selain itu, pembiayaan untuk segmen konsumer tercatat 151,88 triliun rupiah atau naik 16,34 persen yoy.

“BSI ini punya demand side yang luar biasa kuat, untuk itu kami terus meningkatkan dan memperbaiki sisi supply. Supply ini adalah dari sisi produk hingga distribution channel, tidak hanya cabang tetapi juga elektronik channel seperti ATM, mobile banking, QRIS dan lainnya,” tutur Hery.

Pengelolaan pembiayaan secara tepat berimbas pada membaiknya kualitas pembiayaan yang disalurkan. Per akhir 2024, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) gross BSI membaik menjadi 1,90 persen. Cost of credit (CoC) perseroan juga membaik di level 0,83 persen pada 2024. 

Bagi pemilik saham, perseroan juga mencetak rasio imbal hasil menarik, yang terlihat dari angka return on equity (ROE) sebesar 17,77 persen. BSI menutup tahun 2024 dengan kenaikan aset sebesar 15,55 persen menjadi 408,61 triliun rupiah. Adapun rasio return on asset (ROA) perseroan pada 2024 berada di level 2,49 persen.

Hery menegaskan, rasio keuangan yang solid menjadi kunci tercapainya kinerja yang positif. “Sejumlah indikator keuangan lainnya menunjukan pencapaian kinerja yang tidak kalah solid, yang menopang pencapaian bottom line,” lanjutnya.

“Golden Opportunity”

Lebih lanjut Hery menekankan, langkah-langkah inovasi yang dilakukan untuk membuka potensi bisnis yang lebih luas serta transformasi digital telah memberikan dampak yang besar terhadap keberhasilan perusahaan menjaga tren pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan.

Pada 2024, BSI berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee-based income/FBI) sebesar 5,51 triliun rupiah, tumbuh signifikan sebesar 32,58 persen yoy. Fee-based ratio (FBR) perseroan mencapai 17,95 persen, lebih baik dari periode sebelumnya. 

BSI papar Hery mampu melewati tantangan dengan memanfaatkan potensi Islamic ecosystem yang hanya dimiliki oleh bank syariah. “Kami berhasil menggali potensi bisnis dari bisnis emas dan haji. Bisnis emas ini menjadi unique product BSI dan juga sebuah golden opportunity,” kata dia.

Inovasi perseroan dilakukan dengan membuka keran potensi baru dari bisnis emas baik gadai dan cicil emas yang memberikan kontribusi positif terhadap kinerja pembiayaan. Hingga Desember 2024, bisnis emas di BSI mencapai 12,82 triliun rupiah, tumbuh 78,18 persen yoy, ditopang oleh produk cicil emas yang melesat 177,42 persen yoy menjadi 6,40 triliun rupiah dan produk gadai emas yang naik 31,33 persen menjadi 6,42 triliun rupiah.Basis nasabah bisnis emas juga berkembang, dengan nasabah gadai emas bertumbuh 11 persen yoy dan nasabah cicil emas naik 81 persen yoy.

BSI juga terus mendorong pertumbuhan tabungan haji melalui platform digital. Dari lini bisnis haji, perseroan mencatatkan tren kenaikan jumlah nasabah tabungan haji menjadi 5,6 juta pada akhir 2024. Seiring dengan kenaikan jumlah penabung di segmen haji, saldo tabungan haji juga menunjukkan tren peningkatan menjadi 14,5 triliun rupiah pada akhir 2024.

Dari dua peluang tersebut, BSI dapat menyeimbangkan pertumbuhan dana, pembiayaan, hingga transaksi e-channel melalui SuperApp BYOND by BSI yang secara resmi diluncurkan pada November 2024. Terbukti kombinasi Islamic ecosystem dengan inovasi pada digitalisasi transaksi berdampak positif pada pertumbuhan FBI.

Peluncuran SuperApp BYOND by BSI merupakan terobosan perseroan untuk memudahkan transaksi nasabah di era digital. Aplikasi tersebut mendorong peralihan (shifting) nasabah dan meningkatkan transaksi digital. Pada 2024, transaksi melalui e-channel BSI telah mencapai 851,5 juta transaksi, di mana sekitar 98,03 persen transaksi nasabah BSI sudah menggunakan e-channel. 

Jumlah pengguna BYOND by BSI saat ini mencapai 2 juta user, dengan jumlah frekwensi transaksi 16 juta kali.

Selain BYOND by BSI, sejumlah channel untuk mempermudah transaksi juga diperluas dengan penambahan mesin ATM yang ditempatkan di lokasi-lokasi strategis, merchant QRIS, serta BSI Agen. Kehadiran berbagai alternatif digital channel melengkapi layanan offline channel BSI yang saat ini mencapai 1.039 outlet se-Indonesia. 

Hery menyampaikan untuk melengkapi layanan BYOND, dalam waktu dekat BSI akan merilis layanan terintegrasi dalam satu platform yang dapat memberikan seluruh solusi transaction banking bagi nasabah institusi dan perusahaan. Layanan terintegrasi tersebut akan sangat user friendly dengan berbagai top fitur diantaranya cash management, value chain financing, trade finance, custody dan investment.

Net Zero Emission

BSI juga turut berkontribusi dalam melakukan green activity, di antaranya penyaluran pembiayaan keuangan berkelanjutan mencapai 66,50 triliun rupiah, naik dari 57,7 triliun rupiah pada 2023. Portofolio pembiayaan berkelanjutan BSI ditopang oleh pembiayaan sosial yang mencapai 52,40 triliun rupiah dan pembiayaan sumber daya alam yang berkelanjutan (green financing) 14,10 triliun rupiah. BSI juga berhasil menerbitkan sustainability sukuk tahap I senilai 3 triliun rupiah.

Berbagai langkah implementasi BSI dalam menunjukkan komitmen net zero emission tersebut menempatkan BSI pada peringkat 4 skor ESG di tingkat global.

“BSI juga mendukung low carbon economy pada setiap operasional dan bisnis dan perusahaan,” ujarnya.

Dari sisi operasional, komitmen BSI ditunjukkan dengan pemakaian kendaraan operasional ramah lingkungan, membangun gedung ramah lingkungan, termasuk pengelolaan air limbah serta pencahayaan yang hemat energi. 

“Selain itu, kontribusi terhadap kemaslahatan umat juga dilakukan untuk program socioekonomi, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, dan dakwah serta advokasi,” lanjutnya. 

Sebagai bank syariah, BSI mengalokasikan 2,5 persen dari laba kotor sebagai zakat perusahaan. Total zakat BSI untuk tahun 2024 sebesar 232 miliar,naik 22 persen dari penyaluran pada tahun lalu.

“Mudah-mudahan dengan memperkuat strategi yang dilakukan, dan istiqamah dalam membangun bank ini melalui satu aktivitas transaction banking yang kuat, suatu hari nanti BSI akan menjadi bank yang dibanggakan, tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga di dunia,” tutup Hery.

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.