Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Filsafat Satyagraha Lahir dari Ketidakadilan Undang-Undang di Afrika Selatan

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Di sana berkumpul orang India dan sekelompok orang Tiongkok, yang terkena peraturan tersebut. Setelah beberapa pembicara, lahirlah empat resolusi disampaikan kepada mereka yang hadir. Tentu saja ada tuntutan agar UU Kulit Hitam yang diusulkan dicabut. Namun, resolusi yang paling penting adalah yang menyatakan bahwa jika aturan diterapkan, maka tidak akan dipatuhi.

Mereka secara konsisten menolak untuk mengisi formulir pendaftaran dan memberikan sidik jari. Diusulkan juga bahwa semua konsekuensi penolakan dan kemungkinan sanksi harus ditanggung secara pasif dan tanpa kekerasan.

Karena pentingnya perlawanan ini, alih-alih suara mayoritas, setiap orang yang hadir sekarang secara pribadi diminta untuk bersumpah bahwa UU Kulit Hitam tidak akan diakui. Sebelum mengambil sumpah, Gandhi menjelaskan secara rinci konsekuensi hukum yang akan diterima dan meminta semua yang hadir untuk mempertimbangkan sendiri apakah mereka akan mampu menanggungnya.

Ia mencontohkan segala konsekuensinya seperti denda, deportasi, penjara bahkan dengan resiko kematian, kerja paksa atau penyitaan tanah. Protes itu dimulai sebagai protes sosial-politik, tetapi kemudian juga mengambil dimensi spiritual.

Ketika momen pengambilan sumpah tiba, sesuatu yang luar biasa terjadi. Salah satu pemimpin gerakan tidak hanya mengambil sumpah, tetapi dia bahkan dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa dia akan melakukannya atas nama Tuhan dan menasihati semua yang hadir untuk melakukan hal yang sama.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top