Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 14 Sep 2024, 12:00 WIB

Film 'Eden' Karya Ron Howard Tampilkan Karakter yang Tidak Menyenangkan

Film "Eden"

Foto: IndieWire

Ron Howard, sutradara yang memiliki banyak variasi dalam karyanya, dalam 40 tahun terakhir, ia telah membuat film tentang putri duyung, pabrik mobil, astronot, pemadam kebakaran, surat kabar, dan berbagai tema lainnya. Namun, saat pemutaran perdana film terbarunya, 'Eden'," di Festival Film Toronto, Howard mengatakan bahwa film ini sangat berbeda dari semua film yang pernah ia buat sebelumnya. Dan dia benar, meskipun bukan karena alasan yang dia bayangkan.

'Eden', yang didasarkan pada peristiwa nyata di salah satu Kepulauan Galápagós 100 tahun lalu, adalah film yang sulit untuk dikategorikan. Film ini disebut sebagai thriller, namun lebih terasa seperti campuran dari kisah bertahan hidup Robinson Crusoe dan drama psikologis 'Who's Afraid of Virginia Woolf?', ditambah dengan sentuhan pemikiran gelap Friedrich Nietzsche.

Film ini menampilkan beberapa adegan dewasa dan memang berbeda dari karya-karya Howard yang lai , tapi sayangnya, yang membuat film ini berbeda adalah betapa buruknya. Howard sepertinya begitu terobsesi dengan materi ceritanya hingga lupa untuk menyajikan cerita yang bisa dipahami dan dihubungkan oleh penonton.

Aktor Jude Law, yang baru saja memberikan salah satu penampilan terbaiknya sebagai agen FBI dalam film 'The Order', di sini berubah menjadi sosok dokter Jerman yang penuh kemarahan, Friedrich Ritter, yang meninggalkan peradaban untuk hidup di pulau terpencil di Kepulauan Galápagós, Ekuador. Tahun 1929, dunia sedang mengalami krisis ekonomi besar, dan Ritter percaya bahwa kehancuran tatanan dunia lama sudah dekat, dan dia akan menjadi orang yang membangun utopia baru di atas reruntuhannya.

Dia terus-menerus menulis manifesto di mesin tiknya, terinspirasi oleh pemikiran gelap Nietzsche. Namun, apa yang dia lakukan terasa sia-sia, seolah dia sudah kehilangan harapan akan masa depan. Bersama istrinya, Dora (diperankan oleh Vanessa Kirby), mereka menjalani kehidupan seperti versi kelam dari Adam dan Hawa.

Mereka terus berdebat lebih sering daripada bermesraan, dan semakin lama semakin jelas bahwa proyek mereka akan gagal karena dasarnya tidak masuk akal. Friedrich terlihat lebih seperti orang yang kehilangan akal daripada pemikir besar seperti Nietzsche.

Film ini adalah pertanyaan yang tidak pernah dijawab oleh Howard dan penulis naskahnya, Noah Pink. Tidak lama kemudian, sepasang suami istri lain, Heinz Wittmer yang diperankan oleh Daniel Brühl dan istrinya Margaret yang diperankan oleh Sydney Sweeney, datang ke pulau untuk bergabung dengan Ritter, berharap bahwa udara pulau akan menyembuhkan anak mereka yang sakit. Alih-alih menerima mereka, Ritter justru ingin mereka pergi. Hubungan antara kedua pasangan ini juga tidak memberikan ketegangan dramatis yang berarti, hanya interaksi yang penuh kekecewaan.

Selanjutnya, karakter misterius lain, Eloise Bosquet de Wagner Wehrhorn yang diperankan oleh Ana de Armas, datang ke pulau dengan niat membangun hotel mewah. Penampilannya membawa sedikit kehidupan ke dalam film, tetapi secara keseluruhan, film ini tetap tenggelam dalam suasana gelap dan tidak menyenangkan.

Film ini berjalan lambat tanpa arah yang jelas, dan karakter Margaret adalah satu-satunya sosok yang memberi sedikit cahaya dalam cerita ini. Tapi saat hubungan antar karakter mulai rusak, film ini berubah menjadi versi aneh dari 'Lord of the Flies' yang membuat penonton bingung bagaimana cara menikmati apa yang mereka tonton.

Beberapa kritikus berspekulasi bahwa Howard seharusnya lebih berusaha membuat penonton peduli pada karakternya sejak awal, tapi sepertinya dia menganggap penonton akan mengikuti saja tanpa pertanyaan. Pada akhirnya, sulit membayangkan bahwa 'Eden' akan menarik banyak penonton, karena film ini membuat penonton ingin segera meninggalkan pulau dan kembali ke tempat yang lebih normal.

Redaktur: Fandi

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.