
Filipina: Tiongkok Sebar Narasi Palsu Terkait Beting di LTS
Sejumlah anggota Penjaga Pantai Filipina yang menaiki perahu karet sedang mengambil gambar kapal BRP Sierra Madre yang sengaja dikandaskan di Second Thomas Shoal di LTS pada November 2023 lalu. Pada Selasa (4/3) pihak berwenang Filipina membantah laporan
Foto: AFP/JAM STA ROSAMANILA – Otoritas Filipina menuduh lembaga penyiaran pemerintah Tiongkok telah menyebarkan narasi palsu dan propaganda usai melaporkan bahwa sebuah kapal Filipina dengan sengaja terlibat dalam tindakan untuk mencemari perairan Laut Tiongkok Selatan (LTS).
China Global Television Network (CGTN) merilis sebuah video pada Sabtu (1/3) yang menunjukkan asap yang berasal dari BRP Sierra Madre di Second Thomas Shoal yang diperebutkan. Laporan itu mengatakan asap itu disebabkan oleh sampah yang dibakar oleh marinir Filipina yang ditempatkan di atas kapal Angkatan Laut Filipina yang usang itu.
“Asap berat terlihat secara kentara dari aktivitas pembakaran di kapal militer Filipina yang sengaja dikandaskan itu pada Jumat (28/2),” lapor CGTN di media sosial Facebook.
“Rekaman ini menyoroti serangkaian kegiatan yang merusak lingkungan di atas kapal, yang dapat menimbulkan ancaman serius bagi ekosistem di Ren'ai Jiao (Second Thomas Shoal),” imbuh CGTN.
“Sebuah laporan yang dirilis pada Juli tahun lalu menunjukkan bahwa kapal tersebut telah merusak keanekaragaman, stabilitas, dan keberlanjutan ekosistem terumbu karang di wilayah tersebut,” imbuh outlet itu.
Pihak berwenang Filipina pada Selasa (4/3) membantah laporan media pemerintah Tiongkok yang menyebut bahwa kru Filipina diduga menyebabkan polusi dan menyatakan klaim itu sebagai propaganda.
“Ini bagian dari narasi menyesatkan Partai Komunis Tiongkok,” ucap Laksamana Muda Roy Vincent Trinidad, juru bicara Angkatan Laut Filipina untuk Laut Filipina Barat.
Manila menyebut perairan LTS dalam zona ekonomi eksklusifnya sebagai Laut Filipina Barat.
Sierra Madre adalah kapal perang era Perang Dunia II yang Manila kandaskan di beting pada tahun 1999 untuk menandai klaim teritorial Filipina dan berfungsi sebagai pos terdepan militernya di perairan yang disengketakan.
Second Thomas Shoal terletak di zona ekonomi eksklusif Filipina dan Manila menjalankan misi rotasi dan pengiriman pasokan ulang reguler ke kapal yang diawaki oleh marinir Filipina itu.
Trinidad mengatakan bahwa pasukan Filipina telah membakar “bahan mudah terbakar” di BRP Sierra Madre pada 28 Februari lalu sebagai bagian dari latihan kebakaran. “Namun, angin kencang menyebabkan api menyebar, tapi mereka bisa mengendalikan semuanya,” kata Trinidad, merujuk pada pasukan yang ada di atas kapal, seraya mengatakan latihan kebakaran seperti ini dilakukan di atas kapal angkatan laut setidaknya sebulan sekali.
Distorsi Sejarah
Dalam pernyataannya,Trinidad juga mengatakan klaim yang beredar platform media sosial Tiongkok seperti Rednote dan Weibo yang mengatakan bahwa Palawan pernah menjadi milik Tiongkok dan oleh karenanya Filipina harus mengembalikannya ke Beijing, tak benar.
Palawan yang diklaim, oleh Tiongkok diberi nama Pulau Zheng He, untuk menghormati seorang penjelajah Tiongkok. Meskipun keberadaan Zheng He dan perjalanan ke Asia tenggara didokumentasikan dengan baik, tidak pernah ada catatan sejarah bahwa ia mengunjungi provinsi Filipina itu.
“Penegasan ini adalah rekayasa langsung yang dimaksudkan untuk mendistorsi sejarah, menipu publik dan menantang kedaulatan Filipina atas wilayahnya yang sah dan diakui secara internasional,” ucap Penasihat Keamanan Nasional Filipina, Eduardo Ano dalam sebuah pernyataan.
Ano lalu mendesak warga Filipina untuk tetap waspada terhadap kampanye disinformasi dan mengandalkan sumber-sumber sejarah dan hukum yang terverifikasi daripada propaganda yang dirancang untuk memajukan agenda geopolitik dengan mengorbankan kebenaran.
“Palawan akan selalu menjadi bagian integral dari Republik Filipina,” kata Ano pada Selasa. “Narasi palsu tampaknya menjadi bagian dari upaya yang lebih luas untuk melemahkan kedaulatan Filipina dan memanipulasi persepsi publik, baik di Filipina maupun Tiongkok.” imbuh dia. RFA/BenarNews/I-1
Berita Trending
- 1 RI-Jepang Perluas Kerja Sama di Bidang “Startup” dan EBT
- 2 Soal Penutupan TPA Open Dumping, Menteri LH: Ada Tahapan Sebelum Ditutup Total
- 3 Jadwal Liga 1 Indonesia Pekan ke-26: Jamu Persik, Persib Berpeluang Jaga Jarak dari Dewa United
- 4 Rekrutmen Taruna TNI 2025 Sudah Dibuka, Ini Link Pendaftaran dan Syaratnya
- 5 Pemerintah Kota Banjarmasin-Kemenkum Perkuat Sinergi Layanan Kekayaan Intelektual
Berita Terkini
-
Terbanyak dalam Tiga Tahun Terakhir, Garuda Indonesia Group Siapkan 1,9 Juta Kursi pada Lebaran 2025
-
MILO Meluncurkan Kampanye Edukasi Cek Cek Labelnya untuk Mengajak Orang tua Lebih Teliti Dalam Memilih Produk
-
Anak-anak Sudah Terpengaruh Media Sosial dan Gim Online, Menkomdigi: Tayangan TV Harus Lebih Mendidik
-
Cegah Kepadatan, Kemenhub dan Pemprov Banten Bahas Strategi Kesiapan Angleb 2025
-
DPR-Kejagung Gelar Rapat Tertutup Bahas Kasus-kasus Korupsi