FDA Tolak Penggunaan Ekstasi untuk Terapi PTSD
Kantor pusat FDA pada 20 Juli 2020 di White Oak, Maryland, AS.
WASHINGTON - Regulator kesehatan AS pada hari Jumat (9/8) menolak permohonan pengobatan gangguan stres pascatrauma (PTSD) dengan obat MDMA, yang umumnya dikenal sebagai ekstasi, dan mengatakan penyelidikan lebih lanjut perlu dilakukan.
Perusahaan yang mengajukan permohonan tersebut, Lykos Therapeutics, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah meminta uji klinis Fase 3 tambahan untuk mempelajari "keamanan dan kemanjuran" MDMA.
Sebuah panel ahli yang dibentuk oleh FDA untuk mengevaluasi data klinis mengenai MDMA pada awal Juni mengatakan bahwa tidak ada cukup bukti yang membuktikan bahwa obat itu efektif.
Meskipun tidak mengejutkan, keputusan yang diumumkan hari Jumat ITU merupakan pukulan bagi para pendukung pengobatan baru tersebut.
"Permintaan FDA untuk studi lain sangat mengecewakan, tidak hanya bagi semua orang yang mendedikasikan hidup mereka untuk upaya perintis ini, tetapi terutama bagi jutaan orang Amerika dengan PTSD... yang belum melihat adanya pilihan pengobatan baru dalam lebih dari dua dekade, kata CEO Lykos, Amy Emerson.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya