Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Es Krim Mixue Jadi Senjata ‘Soft Power’ Tiongkok di Asia Tenggara

Foto : The Conversation/Shutterstock/AsepSur

Papan sebuah gerai Mixue di Tasikmalaya, Jawa Barat.

A   A   A   Pengaturan Font

Dorongan tersebut terutama diterapkan dan terbukti membuahkan hasil di sektor teknologi. Berkat dukungan pemerintah, teknologi Cina mengalami kemajuan yang sangat pesat. Cina, misalnya, sukses memproduksi smartphone seperti Xiaomi dan Oppo yang memiliki pangsa pasar cukup besar di Indonesia.

Selain itu, terdapat juga bisnis ritel populer yang memiliki hubungan kuat dengan Cina, seperti halnya Miniso dan Usupso, serta merek baru yang selalu ramai pengunjung, yakni KKV. Produk-produk Cina tersebut dipercaya dapat bersaing di pasar global karena memiliki biaya produksi yang rendah.

Pengaruh Mixue di Indonesia

Mixue menjual es krim dan produk minumannya dengan harga yang kompetitif, yakni antara Rp 8.000 hingga Rp 22.000. Sebagai perbandingan, waralaba teh populer asal Taiwan, Chatime, memasarkan produk minumannya dengan harga antara Rp 19.0000 hingga Rp 31.000. Tak heran, Mixue dapat dengan cepat menarik segmen masyarakat yang lebih besar.

Menariknya lagi, Mixue juga tampaknya cukup kebal terhadap tren penurunan laba akibat pandemi COVID-19. Bahkan, sejak awal 2022, Mixue gencar bertumbuh di tanah air hingga mencapai 1.000 gerai. Kemunculan gerai-gerai baru ini menghadirkan kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia ketika banyak bisnis lain ambruk pascapandemi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top