Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pencemaran Udara - Lagi, Akhir Pekan Lalu, Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia

Emisi dari PLTU Perlu Diaudit

Foto : AFP / ADITYA AJI

PENDANAAN ENERGI - Gambar ini menunjukkan cerobong asap pembangkit listrik tenaga batu bara Suralaya di Cilegon, Banten, beberapa waktu lalu. Warga dan LSM lingkungan menuduh Bank Dunia secara tidak langsung mendanai dua pembangkit listrik tenaga batu bara baru di pulau terpadat di Indonesia meskipun ada janji untuk beralih ke pendanaan rendah karbon, menurut pengaduan yang diajukan 14 September.

A   A   A   Pengaturan Font

Selain itu, dari kajian ini dapat disimulasikan dengan arah angin dampak polusinya di Jabodetabek. "PLTU PLTU tersebut juga harus diberikan peringatan untuk melakukan perbaikan. Jika tidak maka izin operasinya harusnya dicabut," tukasnya.

Seperti diketahui, tanpa hujan, dan bahkan minim tutupan awan, Jakarta terukur memiliki kualitas udara terburuk di dunia pada Sabtu 30 September lalu. Situs IQAir mengukur indeks kualitas udara Jakarta untuk parameter PM2,5 termasuk golongan Tidak Sehat, yakni sebesar 166 atau tertinggi di antara kota-kota besar di dunia.

Jakarta antara lain berada di atas Delhi (160), Doha (158), Dubai (156), Shanghai (154), dan Kuala Lumpur (152). Seluruhnya tergolong kualitas udara Tidak Sehat. Di Jakarta, berdasarkan jaringan 31 stasiun pemantau yang ada, IQAir mengukur konsentrasi PM2,5 sebesar 84 mikrogram per meter kubik. Itu setara 16,8 kali lebih tinggi dari nilai ambang penetapan WHO.

Indeks tertinggi diukur oleh stasiun yang ada di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Polusi udara PM2,5 di titik ini menunjuk angka 180. Fakta hasil pengukuran, hampir seluruh stasiun menunjuk indeks Tidak Sehat.

Surya Darma, Ketua Pusat Studi Energi Terbarukan Indonesia (ICRES) mengakui sekarang PLTU disinyalir menjadi salah satu kontributor cukup besar bagi polusi di kota kota besar, khususnya Jakarta.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top