Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 09 Jan 2025, 00:00 WIB

Ekonomi Nasional pada Kuartal I-2025 Diproyeksikan Stagnan

Prospek Perekonomian l Percepatan Transisi Energi Hijau Bisa Tarik Investasi Global

Foto: istimewa

JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan jalan di tempat alias stagnasi periode tiga bulan awal tahun ini. Konsumsi domestik diperkirakan masih menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun ini.

Sejumlah ekonom memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang Januari-Maret 2025 berada di level 5 persen. Angka tersebut relatif sama dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2024 oleh Kementerian Keuangan, tetapi di bawah capaian pada kuartal I-2024 sebesar 5,11 persen.

Ekonom Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI Teuku Riefky optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2025 masih bertahan di level 5 persen. “Faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi kuartal I adalah Ramadhan serta sejumlah libur panjang yang akan mendorong tingkat konsumsi dan aktivitas ekonomi masyarakat,” ujarnya di Jakarta, Rabu (8/1).

Senada, Head of Macroeconomic and Financial Market Research Permata Bank, Faisal Rachman memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 berada di kisaran 5,1 persen. Menurutnya, mesin utama pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu permintaan domestik, seperti konsumsi rumah tangga.

Namun, Faisal memperingatkan adanya ketidakpastian global yang terus meningkat sehingga akan berdampak pada sektor eksternal Indonesia seperti ekspor-impor, serta pasar keuangan terutama suku bunga, nilai tukar rupiah, dan imbal hasil (yield) obligasi sehingga terdapat tekanan stabilitas.

“Balancing between maintaining stability and supporting growth (menyeimbangkan antara menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan) menjadi krusial untuk tetap menjaga pertumbuhan ekonomi bisa di kisaran 5 persen atau lebih,” kata Faisal.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan ketidakpastian global, termasuk gejolak geopolitik dan pasar keuangan dunia, menjadi faktor utama perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menkeu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2024 berada di kisaran 5 persen.

Mesin Pertumbuhan

Sementara itu, Head of Center of Macroeconomics and Finance Indef, M Rizal Taufikurahman memandang pemerintah perlu fokus pada tiga mesin utama, yaitu investasi, ekspor dan digitalisasi ekonomi untuk mencapai target pertumbuhan sebesar 5,2 persen pada 2025. “Peningkatan investasi, terutama di sektor manufaktur bernilai tambah tinggi, harus diprioritaskan melalui insentif yang jelas dan stabilitas regulasi,” kata Rizal di Jakarta, kemarin.

Selanjutnya terkait dengan ekspor, Rizal mengatakan ekspor perlu diarahkan kepada diversifikasi produk dan pasar, mengurangi ketergantungan pada komoditas mentah. Kemudian, digitalisasi ekonomi, baik melalui UMKM berbasis teknologi maupun infrastruktur digital, harus didukung untuk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan efisiensi sektor tradisional.

“Selain itu, percepatan transisi energi hijau dapat menjadi peluang strategis untuk menarik investasi global,” imbuh Rizal.

Dengan proyeksi pertumbuhan global yang masih melambat akibat ketidakpastian geopolitik dan dampak perlambatan ekonomi di negara maju, Rizal mengingatkan bahwa Indonesia perlu memperkuat daya saing domestik.

Meski konsumsi rumah tangga dan investasi tetap menjadi motor utama, dia mengatakan bahwa target yang dipasang pemerintah berisiko meleset apabila tanpa adanya percepatan reformasi struktural seperti efisiensi birokrasi, perbaikan infrastruktur, dan penguatan kapasitas industri manufaktur.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.