Banjir Bandang Lahar Dingin Gunung Jadi Perhatian Pemerintah pada 2025
Foto: AntaraJakarta - Upaya meminimalisir potensi dampak kerusakan infrastruktur hingga korban jiwa akibat bencana banjir bandang yang bercampur material lahar dingin gunung berapi menjadi perhatian khusus Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 2025.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa memastikan keberadaan alat sistem peringatan dini potensi banjir dan pemantauan ketebalan material endapan di kawah gunung berapi terintegrasi menjadi hal yang perlu dilakukan sehingga dampaknya bisa diminimalisir.
“Dampaknya luar biasa dan sudah terjadi tapi tidak mudah memang karena ada ratusan gunung di Indonesia yang puluhan di antaranya aktif sementara kondisi kita belum memiliki sistem pendeteksi banjir dan penumpukan material erupsi gunung api,” kata dia dalam konferensi pers "Kaleidoskop bencana 2024 dan outlook potensi bencana 2025" yang digelar secara daring di Jakarta, Selasa.
BNPB pada 2024 sudah mulai membangun peralatan sistem peringatan dini banjir lahar terintegrasi di aliran sungai yang berhulu dari Gunung Marapi, Sumatera Barat. Enam dari 26 aliran sungai Gunung Marapi sudah dipasang sistem yang berupa perangkat sensor, kamera pengawas (CCTV) dan menara sirene itu.
Keberadaan alat peringatan dini tersebut dinilai sangat penting untuk memberi tahu sebanyak 72 ribu orang masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai Gunung Marapi bila terjadi peningkatan debit aliran sungai dan pergerakan endapan material lahar maka mereka bisa segera mengevakuasi diri.
Hal ini dilakukan setelah lebih dari 3.650 orang warga Sumatera Barat di evakuasi, 67 orang meninggal dunia, 20 orang hilang dan sedikitnya 44 orang luka-luka akibat banjir bandang bercampur lahar dingin dan bebatuan berukuran besar lebih dari dua meter dari puncak Gunung Marapi.
Bencana yang terjadi pada bulan Mei 2024 di lima kabupaten/kota di Sumatera Barat itu juga merusak ratusan rumah hingga 35 unit infrastruktur jembatan dan lebih dari 150 meter jalan.
"Peristiwa itu membuktikan kita tidak bisa hanya mengandalkan peringatan dini potensi hujan deras harian saja, tapi harus lebih spesifik lagi. Nah, dari 26, baru enam aliran sungai yang sudah ada alatnya dan selebihnya akan jadi perhatian kita tahun ini,” kata Abdul Muhari.
Selain Gunung Marapi, BNPB tahun ini juga akan mempercepat pemetaan dan survei lokasi untuk memasang peralatan peringatan dini banjir lahar dingin pada aliran sungai yang berhulu di Gunung Ibu, Halmahera Barat, Maluku Utara dan beberapa gunung berapi lainnya.
BNPB mengharapkan dukungan multi-pihak supaya upaya pengurangan risiko bencana banjir bandang dan lahar dingin tersebut bisa berjalan progresif tahun ini, mengingat potensi hujan diprakirakan bakal tinggi dan merata sepanjang tahun 2025 dipengaruhi oleh fenomena atmosfer berupa La Nina lemah.
Berita Trending
- 1 Hari Kamis KPU tetapkan Gubernur
- 2 the Straits Times Memprediksi Presiden Prabowo Bersama Sembilan Presiden dan PM Negara Lain Jadi Pemimpin Dunia Berpengaruh
- 3 Kebijakan PPN 12 Persen Masih Jadi Polemik, DPR Segera Panggil Menkeu
- 4 Masuki Masa Pensiun, Kepala BSSN dan Kepala Basarna Diganti
- 5 Gara-gara Faktor Inilah, Pelantikan Kepala Daerah Terpilih di Provinsi Bali Diundur