Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Pertanian I Perlu Dibuat Cetak Biru Sentra Pangan untuk Suplai Industri

Ekonomi Baru Sektor Pangan dari Petani Indonesia Bisa Hasilkan US$10 Miliar

Foto : DKPD.GROBOGAN

KEMBANGKAN PANGAN LOKAL UNTUK SUBSTITUSI PANGAN IMPOR I Tepung mocaf, tepung lokal yang terbuat dari singkong. Indonesia sangat kaya dengan berbagai bahan pangan lokal yang bisa digunakan menjadi substitusi pangan impor seperti gandum. Pangan lokal dari petani Indonesia harus dikembangkan menjadi makanan nasional modern dan bisa di ekspor, bukan hanya sebagai makanan desa.

A   A   A   Pengaturan Font

Pada 2020, impor gandum Indonesia sudah mencapai 10,3 juta ton dengan nilai kurang lebih 37 triliun rupiah. "Fakta ini menjadi penting bagi kita, karena nilai impor yang demikian tinggi," kata Jangkung.

Pada sisi lain, sesungguhnya Indonesia sangat kaya dengan berbagai bahan pangan lokal yang bisa digunakan menjadi substitusi gandum seperti tepung mocaf dari ketela pohon, porang, dan banyak bahan pangan lokal lainnya yang bisa dimanfaatkan, termasuk tepung pisang dan tepung sorgum.

Menurut Jangkung, pemerintah perlu menginisiasi penyadaran bersama tentang pentingnya konsumsi pangan lokal sebagai salah satu pilar penting bagi kemandirian bangsa.

"Salah satu kunci pokok keberhasilan gerakan diversifikasi pangan lokal bergantung pada kesadaran, kemauan, komitmen, dan keyakinan untuk menjadi bangsa yang mandiri pangan menuju Indonesia Emas 2045," kata Jangkung.

Pakar Sosiologi Ekonomi dari Universitas Brawijaya, Malang, Imron Rozuli, yang dihubungi terpisah mengatakan jika kalkulasi data pertanian terintegrasi dengan baik maka sesungguhnya Indonesia dalam keadaan surplus pangan. "Dengan demikian, diversifikasi pangan bisa dilakukan dengan menggalakkan program subtitusi impor," kata Imron.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top