Dunia Berisiko Hadapi Masa Depan Distopia
Komisaris Tinggi PBB untuk Urusan HAM, Volker Turk
Foto: AFP/MOHD RASFANJENEWA - Kepala hak asasi manusia PBB pada Senin (9/9) memperingatkan bahwa dunia perlu mengubah jalan untuk menghindari masa depan yang penuh dengan eskalasi militer, penindasan, disinformasi, kesenjangan yang semakin dalam serta perubahan iklim yang merajalela.
Hal itu disampaikan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Urusan Hak Asasi Manusia, Volker Turk, saat ia membuka sesi Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Swiss.
"Kita bisa melanjutkan jalan yang kita tempuh saat ini yang merupakan kenormalan baru yang berbahaya dan berjalan menuju masa depan yang distopia, atau kita bisa bangun dan mengubah keadaan menjadi lebih baik, bagi umat manusia dan planet ini," kata Turk seraya menekankan bahwa umat manusia saat ini berada di persimpangan jalan.
Di dunia yang dilanda konflik, termasuk perang Israel melawan Hamas di Gaza, perang Russia di Ukraina, dan perang saudara yang berkecamuk di Sudan, Turk menegaskan bahwa negara tidak boleh bahkan tidak dapat menerima pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional.
Saat ini, Turk memperingatkan bahwa dunia nampaknya merasa nyaman dengan "melewati garis merah yang tak terhitung banyaknya atau siap untuk menaatinya".
Turk lalu mengatakan bahwa selama tahun yang mencatat rekor bagi pemilu di seluruh dunia, suara-suara seperti itu sangatlah penting.
"Dengan beberapa pemilihan umum yang telah berlangsung dan yang masih akan berlangsung tahun ini, saya menghimbau semua pemilih untuk mengingat isu-isu yang paling penting bagi mereka, baik itu rumah, pendidikan untuk anak-anak mereka, kesehatan atau pekerjaan mereka, keadilan, keluarga dan orang-orang yang mereka cintai, lingkungan hidup, agar terbebas dari kekerasan, memberantas korupsi, dan agar didengarkan suaranya," ungkap dia.
"Ini semua masalah hak asasi manusia," tegas dia."Saya mengimbau para pemilih untuk bertanya pada diri mereka sendiri, platform politik atau kandidat mana yang akan memperjuangkan hak asasi manusia bagi setiap orang," imbuh Turk.
Harus Waspada
Kenormalan baru dunia, kata Turk, tidak bisa berupa eskalasi militer yang kejam dan tak berujung serta metode peperangan, pengendalian, dan penindasan yang semakin mengerikan dan berteknologi maju.
Turk pun memperingatkan bahaya terkait penyebaran disinformasi yang bebas, yang mengaburkan fakta, dan kemampuan untuk membuat pilihan yang bebas dan berdasarkan informasi.
Turk juga mengecam retorika yang berlebihan dan kemajuan perbaikan seadanya yang menghapus konteks, nuansa, dan empati, yang pada akhirnya membuka jalan bagi ujaran kebencian dan konsekuensi mengerikan yang tak terelakkan.
"Saya mengimbau semua pemilih untuk waspada. Waspadalah terhadap suara-suara melengking, tipe-tipe 'orang kuat' yang membutakan mata kita, menawarkan solusi ilusi yang mengingkari kenyataan," kata dia.
"Ketahuilah bahwa ketika satu kelompok dijadikan kambing hitam atas masalah masyarakat, suatu hari kelompok Anda sendiri bisa menjadi kambing hitam berikutnya," pungkas Komisaris Tinggi PBB untuk Urusan HAM itu. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Pemerintah Kukuhkan JK Sebagai Ketum, Sekjen PMI Versi Agung Laksono Tolak Surat Jawaban Kemenkum
- Hati Hati, Ada Puluhan Titik Rawan Bencana dan Kecelakaan di Jateng
- Malam Tahun Baru, Ada Pemutaran Film di Museum Bahari
- Kaum Ibu Punya Peran Penting Tangani Stunting
- Trump Tunjuk Produser 'The Apprentice', Mark Burnett, sebagai Utusan Khusus untuk Inggris