Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dulu Dianggap Kawasan "Buangan" Kini Superpremium

A   A   A   Pengaturan Font

Kini, tidak sulit untuk berkunjung ke Labuan Bajo. Wisatawan dari Jakarta bisa dengan penerbangan langsung dari bandara Soekarno Hatta-Tangerang. Lama penerbangan 2 jam 15 menit, dengan Boeing ataupun Airbus. Beda dengan dekade 2000-an, pilihannya hanya Merpati atau Trans Nusa. Itu pun harus transit di Denpasar, Bali.

Dari Jakarta, pengunjung bisa langsung turun di Pelabuhan Udara (Bandara) Komodo, Labuan Bajo. Pilihannya, bisa transit di Surabaya, Denpasar, Lombok, atau Kupang. Namun, jika ingin lebih lama lagi menikmati perjalanan, bisa menggunakan jasa pelabuhan laut ataupun darat. Naik kapal bisa dari Surabaya, Denpasar, Bima (NTB), dan Makassar. Tujuannya adalah pelabuhan laut Labuan Bajo.

Labuan Bajo merupakan ibu kota kabupaten Manggarai Barat (Mabar) yang menjadi daerah otonomi baru pada tahun 2003. Ini pecahan Manggarai yang beribu Kota Ruteng. Lama perjalanan darat Labuan Bajo-Ruteng sekitar 4 jam.

Pada tahun 1970-an hingga 1990-an pegawai-pegawai yang ditugaskan di Labuan Bajo biasanya merupakan “buangan”. Maklum, dulu Labuan Bajo tidak layak disebut kota. Suhunya panas karena dekat laut. Labuan Bajo hanyalah perkampungan nelayan. Daratannya dipenuhi hutan bambu. Ternak berkeliaran tak berkandang.

Tak ada yang menyangka tahun 2020 menjadi destinasi wisata superpremium. Kini, harga tanah melangit. Hotel berbintang menjamur. Demikian juga kafe dan kantor-kantor agen travel di sepanjang pantai. Pegawai yang dulu buangan, kini mendadak kaya.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top