Dukcapil dan PLN Akan Sinkronkan Data 37 Juta Pelanggan Bersubsidi
Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh.
Foto: IstimewaJAKARTA - Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dukcapil Kemendagri) dan PLN akan mensinkronkan data 37 juta pelanggan bersubsidi. Sinkronisasi data 37 juta pelanggan bersubsidi tertuang dalam perjanjian kerja sama (PKS) pemanfaatan data kependudukan berupa hak akses verifikasi data NIK dan e-KTP antara Ditjen Dukcapil dengan dengan PT PLN (Persero).
Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Dukcapil) Zudan Arif Fakrulloh dalam keterangannya yang diterima Koran Jakarta, Senin (14/6).
Menurut Zudan, pihak PLN tercatat memiliki sebanyak 79 juta pelanggan. Ini yang akan diverifikasi dengan berbasis nomor induk kependudukan (NIK).
"Dengan kerja sama ini ditargetkan sebanyak 37 juta pelanggan bersubsidi berbasis Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) akan singkron dengan NIK," kata Zudan.
Ada pun penandatanganan PKS dan Integrasi Data Kependudukan NIK bersama PT PLN (Persero) itu sendiri, kata Zudan, dilakukan pada hari Jumat (11/6), secara virtual via aplikasi Zoom di Jakarta. Zudan pun bersyukur pihaknya bisa melayani PLN. Apalagi PLN adalah BUMN yang sangat besar jasanya dalam menerangi Indonesia.
"Dengan sinkronisasi data pelanggan berbasis NIK, PLN sejalan dengan program pemerintah mewujudkan Single Identity Number (SIN). SIN di Indonesia baru dibangun tahun 2006 dengan UU Adminduk Nomor 23 Tahun 2006, yakni mendorong setiap orang hanya memiliki satu NIK, satu identitas KTP-el dan satu alamat," katanya.
Zudan menambahkan, warga boleh punya rumah 3 atau 4 rumah. Tapi NIK- nya hanya satu. Sehingga seluruh pelanggan PLN sebanyak 79 juta, dan 37 juta pelanggan yang mendapatkan subsidi bisa dilihat datanya.
"Ketika nanti datanya dicocokkan, PLN akan bisa melihat satu orang itu punya berapa rumah, punya berapa meteran listrik. Sehingga nanti akan bisa diukur subsidi itu jatuh ke tangan yang tepat dengan kode referensi tunggal NIK," ujarnya.
Untuk tahap awal, lanjut Zudan, Dukcapil menawarkan akan mencarikan NIK dari semua 79 juta pelanggan PLN secara host to host. Jadi, tidak ada data yang keluar. Semua antara server to server atau host to host. Ini bagian dari upaya Dukcapil untuk melindungi rahasia data pribadi.
"Yang dilakukan adalah pemadanan data. Sebab PLN telah memiliki data 79 juta pelanggan. Kalau ada pelanggan yang sudah meninggal akan diberikan notifikasi bawa pemilik NIK ini sudah meninggal. Dukcapil bisa melacak siapa keluarga yang tinggal di situ. Diketahui dengan berbasis KK, siapa yang bertempat tinggal di situ, siapa yang melanjutkan nomor pelanggan listrik di rumah tersebut," tuturnya.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Agus Supriyatna
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Rilis Poster Baru, Film Horor Pabrik Gula Akan Tayang Lebaran 2025
- 2 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 3 Tayang 6 Februari 2025, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Nyata yang Sempat Viral
- 4 Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Sebut JETP Program Gagal
- 5 Meksiko, Kanada, dan Tiongkok Siapkan Tindakan Balasan ke AS