Dollar AS Perkasa Sambut Kemenangan Donald Trump
Pendukung calon presiden AS Donald Trump bersorak saat menyaksikan pidato kemenangan Trump di Las Vegas, Nevada, AS.
Foto: Ronda Churchill/AFPJAKARTA – Perkiraan hasil pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) yang akan dimenangkan oleh Donald Trump menyebabkan pelemahan rupiah.
“Perkiraan hasil pilpres AS akan dimenangkan oleh Donald Trump kemungkinan akan berdampak negatif bagi emerging market termasuk Indonesia karena dollar AS akan semakin kuat dengan kebijakan Trump yang proteksionis,” kata analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, saat dihubungi di Jakarta, Rabu (6/11).
Seperti dikutip dari Antara, Rully menuturkan jika Kamala Harris menang dalam pilpres AS, terdapat risiko di antaranya pemerintah AS akan terus menyerap dollar AS melalui penerbitan obligasi negara karena belanja sosial yang akan semakin tinggi.
Sementara ekonom senior Bank Mandiri, Reny Eka Putri, mengatakan dollar AS saat ini menguat karena pasar merespons hasil awal pemilu AS, dan selera risiko tetap rendah yang dipengaruhi oleh prospek pemangkasan suku bunga Federal Reserve yang tidak terlalu agresif.
Indeks dollar AS menguat karena Donald Trump unggul atas Kamala Harris dalam perhitungan sementara. Indeks dollar AS naik ke level 104,7 pada perdagangan hari ini, naik ke level tertinggi sejak 24 Juli 2024. Hal ini menunjukkan penguatan dollar AS terhadap mata uang utama lainnya.
"Investor global bereaksi terhadap hasil awal pemilihan presiden AS, di mana Trump menang atas Harris. Perlombaan sebagian besar berlangsung sesuai perkiraan, dengan hasil sekarang bergantung pada tujuh negara bagian utama," ujarnya.
Implikasi Signifikan
Reny menuturkan investor juga fokus pada kendali Kongres, karena hasilnya dapat memiliki implikasi signifikan terhadap pengeluaran dan kebijakan pajak di masa mendatang. Kebijakan Trump akan mengontrol ketat terkait masalah tarif, perdagangan, dan imigrasi.
Dalam beberapa pekan terakhir, dollar AS telah didukung oleh hal yang disebut sebagai "perdagangan Trump", karena kebijakan ekonominya sering dianggap inflasioner.
Dollar AS melonjak dan bitcoin mencapai rekor tertinggi pada hari Rabu (6/12) sebelum Trump mengeklaim kemenangan dalam pemilu AS, dengan para pedagang meningkatkan taruhan pada pemotongan pajak baru, tarif, dan kenaikan inflasi.
Meskipun jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat, kandidat dari Partai Republik memperoleh hasil jauh lebih baik daripada lawannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris, saat hasil penghitungan suara mulai bermunculan.
Dikutip dari Yahoo News, kedua kandidat meraih kemenangan yang diharapkan di negara bagian yang aman, tetapi indikasi bahwa taipan bisnis itu akan maju untuk masa jabatan kedua mendorong apa yang disebut “Perdagangan Trump”.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Sekjen PDIP Hasto Tegaskan Kepemimpinan Risma dan Gus Hans di Jawa Timur Lebih Berakar pada Prestasi
- 2 Pasangan RIDO dan Pramono-Rano Bersaing Ketat di Pilkada DKI Jakarta
- 3 Sekjen PDI Perjuangan Hasto Ingatkan Tambang Emas Rawan Disalahgunakan Pilkada Jember
- 4 Petembak Bekasi Lolos Seleksi Olimpiade Remaja 2026
- 5 Kemendes Petakan Potensi Desa untuk Pasok Pangan Makan Bergizi Gratis