Diaspora Asal Semarang Perkenalkan Mandi Bunga Lewat Sabun "Bali" di AS
"Karena Siany harus mencari supply-nya sendiri, bahannya sendiri, promosi sendiri, marketing sendiri, semuanya serba sendiri, ya. Mungkin di Indonesia bisa banyak asisten. Tapi di (AS) dia harus kerja sendiri. Pastinya itu dibutuhkan kegigihan dan ketekunan dalam menjalankan usahanya ini," kata Karen Argopradipto kepada VoA.
Bagi Siany, tantangan dalam menjalankan bisnisnya ini adalah ketika harus mengumpulkan dokumen dan izin yang diperlukan, yang menurutnya susah sekali.
"Pajaknya juga enggak murah," kata Siany sambil tertawa. "Untuk saya (berjualan) di market itu, saya harus ada izin dari (pemerintah negara bagian) dan dari (pemerintah kota). Dan kita juga harus mengikuti peraturan untuk dari FDA (red. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat)," tambah dia.
Tidak ada pelatihan khusus yang perlu Siany ikuti. Namun, ia tetap harus teliti dalam mencari berbagai keterangan untuk membangun usaha kecil di AS.
Awalnya, cita-cita Siany sempat kurang didukung oleh keluarga. Keinginannya dipertanyakan, mengingat betapa melelahkannya bisnis sabun yang digeluti oleh keluarganya ini, khususnya ketika memproduksi sabun dengan cara yang tradisional tanpa menggunakan mesin.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya