![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Di Ambang Krisis! Perusahaan Induk Raksasa E-commerce Asia Shopee Rugi Rp14,216 Triliun
Kantor Sea di Singapura.
Foto: ReutersPerusahaan induk Shopee, Sea, membukukan kerugian yang lebih besar dari yang diperkirakan selama kuartal kedua.
Perusahaan yang berbasis di Singapura itu pada Selasa (16/8) membukukan rugi sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi yang disesuaikan sebesar 506,3 juta dolar AS Rp7.729 triliun dalam tiga bulan hingga akhir Juni. Angka ini melampaui proyeksi rata-rata sebesar 482,3 juta dolar AS.
Dikutip dari The Straits Times, kerugian bersih Sea bahkan mencapai 931,2 juta dolar AS (Rp14,216 triliun) pada kuartal Juni atau lebih dari dua kali lipat dari kerugian bersih pada periode tahun lalu senilai 433,7 juta dolar AS, di tengah biaya overhead yang lebih tinggi dan penyisihan kerugian kredit.
Akibatnya, saham Sea jatuh 14 persen pada Selasa ditutup pada 77,43 dolar AS di New York. Hasil suram datang setelah Sea memangkas prospek pendapatan e-commerce setahun penuh pada Mei, ke level terendah 8,5 miliar dolar AS dibandingkan 8,9 miliar dolar AS sebelumnya.
Sea, yang menganggap Tencent Holdings sebagai investor terbesarnya, telah mengalami serangkaian kemunduran tahun ini, termasuk larangan tiba-tiba atas game seluler paling populer di India dan penutupan operasi e-commerce di sana. Sahamnya telah jatuh sekitar 75 persen sejak mencapai puncaknya pada Oktober.
Perusahaan telah berusaha untuk meningkatkan profitabilitas. Walaupun penjualan pada kuartal kedua naik 29 persen menjadi 2,9 miliar dolar AS, itu menjadi pertumbuhan paling lambat dalam hampir lima tahun.
Pendapatan kuartal kedua dari Shopee, yang merupakan unit e-commerce Sea, naik 51 persen menjadi sekitar 1,7 miliar dolar AS, namun masih lebih rendah jika dibandingkan perkiraan 1,9 miliar dolar AS.
Pendapatan dari cabang game Garena turun menjadi 900,3 juta dolar AS. Kabar baiknya angka sedikit di atas perkiraan sebesar 827,6 juta dolar AS, seiring dengan matangnya game mobile Free Fire. Sementara pendapatan dari SeaMoney, unit layanan keuangan digital Sea, naik menjadi 279 juta dolar AS.
Sea telah mengurangi jejak bisnisnya di luar negeri dan memangkas pekerjaan di sektor bisnis periferal karena ketatnya persaingan dan karena lebih berfokus pada profitabilitas. Suatu perubahan mencolok dari sikap pengeluaran sebelumnya untuk ekspansi global.
Beberapa investor mengurangi eksposur mereka terhadap Sea. Tiger Global Management menjual 473,8 juta dolar AS atas saham Sea, memotong kepemilikannya setelah enam kuartal.
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
- 5 Polemik Pagar Laut, DPR akan Panggil KKP
Berita Terkini
-
Kumbh Mela: Festival Keagamaan Terbesar di Dunia
-
Di Batam, Kebijakan PPN 12 Persen Tidak Berlaku, Ini Alasannya
-
Abu Mendiang Barbie Hsu telah Kembali ke Taiwan
-
Tak Hanya Tempat Ibadah dan Wisata, Wamenekraf Gali Potensi Ekonomi Kreatif Masjid Istiqlal
-
Alokasikan APBN untuk Sektor Produktif, Jangan ke Belanja Rutin yang Daya Ungkit Rendah