Cermati Penyakit Kulit dan DBD Saat Hujan
Ilustrasi sejumlah warga menggunakan payung saat turun hujan di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (11/11).
Foto: ANTARA/IDLAN DZIQRI MAHMUDI.JAKARTA - Masyarakat diminta mewaspadai persebaran penyakit kukit dan demam berdarah dengue (DBD) saat musim hujan.
“Penyakit kulit dan DBD inibanyak terjadi saat musim hujan dan banjir karena kondisi lingkungan lembap. Ini perlu diwaspadaimasyarakat,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Rismasari saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Risma menyebut kelembapan dapat memicu perkembangan jamur dan bakteri. Apalagi kalau terjadi banjir, penyakit mudah menyebar melalui genangan air yang kotor dan kontak langsung dengan kulit.
Penyakit kulit yang kerap terjadi di musim hujan akibat banjir dapat berupa infeksi, alergi atau bentuk lain seperti gatal, ruam pada permukaan kulit, dan bintik-bintik kecil kulit karena kebersihan tidak terjaga baik.
“Maka dari itu masyarakat harus menjaga kesehatan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan selalu menjaga kebersihan, baik kebersihan badan, makanan, minuman, naupun lingkungan,” ujar Risma.
Risma menjelaskan dari jajaran kesehatan tentunya selalu memberikan edukasi kepada masyarakat, baik yang datang ke fasilitas kesehatan ataupun bekerja sama dengan lintas sektor. Para kader di masyarakatmenyebarluaskan pesan agar menerapkan PHBS.
Contoh menjaga kebersihan makanan dan minuman, tidak jajan sembarangan, mencuci tangan sebelum menyentuh makanan atau minuman. Lalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan saluran air. Tujuannya supaya terhindar dari banjir. Istirahat yang cukup serta makan makanan dengan gizi seimbang.
Selain itu, Sudin Kesehatan Jakarta Pusat juga memiliki peran strategis dalam memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat. Hal ini khususnya dalam menghadapi risiko penularan penyakit di masa pancaroba.
Peningkatan kampanye dan edukasi kesehatan dilakukan dengan penyuluhan langsung seperti mengadakan kegiatan penyuluhan di tingkat kelurahan dan RT/RW. Kegiatan melibatkan kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan perangkat RT/RW.
Lalu dapat melalui media informasi seperti pemanfaatan media sosial, brosur, dan poster untuk memberikan informasi tentang risiko penyakit pancaroba seperti DBD, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), dan diare. Kemudian program sekolah dengan mengintegrasikan edukasi kesehatan dalam kegiatan di sekolah melalui guru Unit Kesehatan Sekolah (UKS) atau program kesehatan lainnya seperti aksi bergizi.
Pemkot Jakarta Pusat juga rutin kerja bakti setiap Minggu untuk mencegah jentik nyamuk yang dapat meningkatkan kasus DBD saat memasuki musim hujan. Kemudian mengecek saluran-saluran air agar tidak ada saluran yang tersumbat dan menyebabkan genangan hingga banjir.
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat mencatat sejak Januari hingga 5 September 2024, kasus DBD di Jakarta Pusat sebanyak 1.125 dan meninggal lima orang di Kemayoran, Johar Baru dan Tanah Abang.
Kasus terbanyak di Kecamatan Kemayoran 301 kasus, Johar Baru (192), Cempaka Putih (164), Tanah Abang (117), Sawah Besar (115), Menteng (115), Senen (96) dan Gambir sebanyak 25 kasus.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Sensasi “Menyengat” di Pemandian Air Panas Soka
- Wisata Taman Laut 17 Pulau Destinasi Alternatif Pulau Komodo
- Gerak Cepat, Gulkarmat Kerahkan 75 Personel Padamkan Rumah yang Terbakar di Kampung Bahari
- Beijing Kecam Tindakan Pemerintah AS yang Batasi Visa Pejabat Hong Kong
- Mengagetkan Cawagub DKI Suswono Tidak Bisa Mencoblos di Pilkada Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya