![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Cegah Kecelakaan, Diusulkan Tol Pakai Teknologi Pembayaran tanpa Berhenti
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad
Foto: antara fotoJAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengusulkan agar gerbang tol menggunakan teknologi pembayaran tanpa berhenti guna mengurangi angka kecelakaan, seperti kecelakaan yang terjadi di Gerbang Tol (GT) Ciawi hingga menewaskan delapan orang dan belasan luka-luka.
Dia mengatakan teknologi pembayaran tanpa berhenti sudah ada dan diterapkan di negara-negara lain. Untuk itu, dia ingin agar pengelola jalan tol menggunakan teknologi yang lebih maju.
“Kita mungkin menyarankan kepada pemerintah untuk tidak atau meninggalkan pemakaian sistem tap, yang dia harus berhenti," kata Dasco di Kompleks, Parlemen, Jakarta, Kamis (6/2).
Setelah dicermati, menurut dia, kecelakaan-kecelakaan itu sering terjadi karena kasus rem blong. Menurut dia, seluruh kendaraan yang menggunakan jalan tol, termasuk angkutan umum dan truk, harus dicek secara berkala.
"Makanya setiap pemberian kir dan lain-lain itu tetap harus dijaga, dan saya pikir kelalaian di undang-undang lalu lintas itu kan juga sudah ditentukan sanksinya," kata dia.
Adapun kecelakaan lalu lintas terjadi di Gerbang Tol Ciawi, Kelurahan Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (4/2) malam sekitar pukul 23.30 WIB, diduga akibat truk mengalami rem blong sehingga mengakibatkan bangunan gerbang tol hancur dan beberapa korban tergeletak di aspal dengan kondisi memprihatinkan.
Kapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo menyatakan korban kecelakaan dari tragedi itu berjumlah delapan orang meninggal dunia, dan 11 orang lainnya mengalami luka-luka.
Redaktur: Sriyono
Penulis: Sriyono
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 3 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
- 4 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 5 Peningkatan PDB Per Kapita Hanya Dinikmati Sebagian Kecil Kelompok Ekonomi