Bumil Hati-hati! Ini Bahaya Stres bagi Janin Selama Kehamilan
Ilustrasi
Foto: UGA TodayLingkungan yang bahagia dan bebas dari stres tentu sangat penting bagi kesehatan ibu hamil. Sebab, sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa stres yang dialami seorang ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan plasenta.
Para peneliti dari Developing Brain Institute Children's National Hospital mengatakan bahwa stres selama pandemi Covid-19 mengubah struktur, tekstur, dan kualitas dari plasenta atau organ yang berfungsi memberikan oksigen dan nutrisi kepada janin selama masa kehamilan.
"Selama pandemi, ibu hamil mengalami beberapa hal yang memicu stres seperti pembatasan sosial, perasaan takut akan kematian, kondisi keuangan yang tidak stabil, dan lain-lain," kata direktur Developing Brain Institute, Catherine Limperopoulos, dikutip dari Medical Daily, Rabu (17/5).
"Kita sekarang tahu bahwa organ vital ini telah berubah bagi banyak ibu, dan penting bagi kita untuk terus menyelidiki dampaknya terhadap anak-anak yang lahir selama krisis kesehatan masyarakat global ini," tambahnya.
Dalam penelitian tersebut, tim riset membandingkan hasil pemeriksaan radiologi dari 165 wanita yang hamil sebelum Maret 2020 dengan 63 wanita yang hamil selama pandemi. Hasilnya, partisipan yang hamil selama pandemi tidak terpapar Covid-19 dan memiliki skor tinggi dalam kuisioner yang mengukur tingkat stres dan depresi.
Sebelumnya, para peneliti menemukan bahwa plasenta dapat beradaptasi dengan perubahan negatif pada kondisi mental ibu hamil. Namun gangguan pada fungsi plasenta juga menunjukkan dampak negatif terhadap perkembangan otak janin dan neurobehavior serta temperamen anak.
Hasil dari penelitian baru menunjukkan bahwa gangguan pada perkembangan plasenta dalam rahim dapat mempengaruhi kemampuan plasenta dalam mendukung kesehatan janin.
Para peneliti memperhatikan keterkaitan antara perubahan pada struktur plasenta dan peningkatan stres selama kehamilan. Mereka berharap faktor stres ini dapat dicegah jika diketahui lebih awal dan dapat memperbaiki kesehatan plasenta serta kehamilan.
"Jika diketahui lebih awal, stres kehamilan adalah faktor risiko yang dapat diubah yang bisa ditangani dengan psikoterapi, dukungan sosial, dan intervensi berbasis bukti lainnya yang dipersonalisasi," tutur Catherine.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Rivaldi Dani Rahmadi
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia