Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 14 Agu 2024, 00:03 WIB

Bumi Dilanda Badai Matahari Ekstrem

Pada 11 Agustus, astronot NASA Matthew Dominick menerbitkan foto aurora borealis yang diambil dari Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Foto: istimewa

WASHINGTON -Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat atau National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), mengatakan Bumi pada Senin (12/8), dilanda badai matahari dahsyat, yang dapat membawa cahaya utara ke langit malam lebih jauh ke selatan dari biasanya.

Dikutip dari The Straits Times, kondisi badai geomagnetik level empat, pada skala lima ini, teramati pada 12 Agustus mulai pukul 15.00 GMT."Kondisi ini mungkin berlangsung selama beberapa jam, tetapi tidak diperkirakan akan meningkat lebih lanjut intensitasnya," ujar NOAA dalam sebuah pernyataan, baru-baru ini.

"Badai geomagnetik yang parah berpotensi menyebabkan aurora terlihat samar-samar hingga ke selatan Alabama dan California utara," katanya mengacu pada negara bagian AS.

Badai matahari baru ini disebabkan oleh lontaran massa korona ataucoronal mass ejections (CME), yaitu ledakan partikel yang meninggalkan Matahari. Saat partikel-partikel ini tiba di Bumi, medan magnetnya pun terganggu.

"Sekarang ada banyak aurora. Jika ini berlangsung hingga malam tiba di sini, kita mungkin bisa melihatnya," kata Eric Lagadec, astrofisikawan di Observatorium Cote d'Azur di Prancis, lewat X.

Pada tanggal 11 Agustus, astronot National Aeronautics and Space Administration (NASA) Matthew Dominick menerbitkan di X foto luar biasa aurora borealis atau Cahaya Utara yang diambil dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, tempat ia ditempatkan saat ini.

Tetapi badai matahari atau geomagnetik juga dapat memicu efek yang tidak diinginkan.

"Misalnya, hal itu dapat merusak komunikasi frekuensi tinggi, mengganggu satelit dan menyebabkan kelebihan beban pada jaringan listrik. Operator infrastruktur yang sensitif telah diberitahu untuk menerapkan langkah-langkah guna membatasi dampak ini," kata NOAA.

Pada bulan Mei, planet ini mengalami badai geomagnetik terkuat yang tercatat dalam 20 tahun. Badai tersebut menyebabkan aurora menerangi langit malam di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia, pada garis lintang yang jauh lebih rendah dari biasanya.

Peristiwa semacam ini telah meningkat akhir-akhir ini karena Matahari saat ini sedang mendekati puncak aktivitasnya, sesuai dengan siklus 11 tahunnya.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.