Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bulan Bung Karno

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Di ekstrem lain, masih jamak ditemui orang pergi ke makam Bung Karno untuk sekadar mencari "wangsit." Tidak sedikit orang meyakini, Bung Karno memiliki kekuatan magis. Maka, tidak hanya semasa hidup dianggap memiliki aura gaib, dalam persemayamannya pun banyak orang meyakini makam Bung Karno bertuah.

Selain itu, kita juga sangat akrab melihat dan mendengar kata-kata yang pernah diucapkan dilantunkan ulang. Motivasinya berbeda-beda, banyak yang merasa terinspirasi dan termotivasi, namun tidak sedikit juga yang tertarik menjadikannya sebagai jargon belaka. Berbagai kontroversi tadi sejak lama telah menjadi perhatian sejumlah akademisi untuk diteliti. Beberapa di antaranya menyebut sikap dan tindakan publik yang ahistoris dan kontroversial terhadap Bung Karno dengan konsep-konsep seperti desoekarnoisasi (Lay, 2013), mitologisasi (Dahm, 1987), dan fosilisasi (Anderson, 2002).

Kontroversi pertama terkait desoekarnoisasi yang disebut Cornelis Lay (2013) sebagai bentuk proyek politik Orde Baru. Desoekarnoisasi merupakan suatu upaya mendiskreditkan karakter, pemikiran, dan peran Bung Karno dalam proses kesejarahan Indonesia. Pertama, diawali dengan munculnya berbagai spekulasi terkait keterlibatannya dalam peristiwa Gerakan 1 Oktober 1965. Kemudian dilanjutkan dengan deideologisasi pemikiran-pemikiran Bung Karno seperti menciptakan polemik mengenai Pancasila. Terakhir berbagai upaya pembunuhan karakter Soekarno lainnya sejak awal kiprahnya dalam perjuangan nasional.

Kontroversi kedua terkait mitologisasi yang dilakukan dengan menarasikan Bung Karno dalam kepercayaan yang tidak dapat dijelaskan secara inderawi. Hal ini ditandai dengan sikap pengkultusan terhadap Bung Karno yang kian menjauhkannya dari bumi manusia. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, sosoknya kerap digambarkan sebagai orang pilihan Tuhan. Dia dianggap sebagai jelmaan Ratu Adil (Dahm, 1987). Sejak kelahiran sampai wafatnya, ayah Megawati ini diselubungi hal-hal yang bersifat adiduniawi. Inilah yang menyebabkan hingga kini tidak sedikit orang berziarah ke makamnya.

Sedangkan kontroversi yang ketiga terkait ― meminjam istilah Ben Anderson (2002) ― fossilization of Soekarno's thought atau pemosilan pemikiran menjadi sebuah endapan yang membatu di dasar sungai sejarah. Hal ini juga ditandai dengan sikap pengkultusan terhadap Bung Karno yang melihat ajarannya sebagai dogma-dogma beku. Pemikirannya oleh para kaum nasionalis-soekarnois dirapalkan seperti ayat-ayat suci yang sakral. Kadangkala kata-katanya tak ubahnya seperti mantra yang dapat meningkatkan kharisma dan pesona.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top