Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 29 Nov 2018, 01:00 WIB

Budi Daya Ikan Terkepung Sampah

Foto: istimewa

Tiap hari diterjunkan 264 petugas dan rata-rata mampu mengumpulkan 40 ton sampah. Perlu sosialisasi agar para nelayan tak mencuci kapal di laut karena minyak hasil cucian bisa menjadi limbah.

JAKARTA - Sampah dan limbah minyak PEK semakin banyak memenuhi perairan Pulau Pari karena arah angin dan arus laut yang membawa sampah tersebut dari daratan Jakarta.

Demikian dikatakan Deputi 1 Kawal Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Kawali), Adrie Charviandi, di Jakarta, Rabu (28/11).

Menurutnya, sampah perairan Pulau Pari semakin banyak akibat arah angin dan arus laut. Perlu penanganan serius dalam pengelolaan sampah darat agar tidak mencemari laut. "Ini bukan masalah sederhana karena sudah darurat sampah," ujar Adrie.

Lebih jauh diungkapkan,Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta hanya mengambil sampah setelah diberi informasi mendetail warga dan nelayan.
Dinas Lingkungan Hidup mestinya sudah dapat mengantisipasi, apalagi sampah dan limbah minyak PEK, bukan pertama muncul.

Kapal sampah belum optimal menjaring keseluruhan sampah perairan. Selain itu, tak mudah juga untuk menjaring sampah. Ini menjadi kendala tersendiri, belum lagi arah angin dan arus laut yang kuat.

Dia mengibaratkan alat pendingin udara (AC) bocor. Sudah tahu AC bocor, bukannya diperbaiki, tapi hanya membeli alat pel untuk membersihkanair di lantai.

Banyaknya sampah di perairan Kepulauan Seribu, ungkap Adrie, tidak terlepas dari buruknya manajemen sampah dari daratan Jakarta. Selama ini, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta hanya mengumpulkan, mengangkut, dan membuang tanpa penanganan lebih lanjut. Sampah-sampah terbawa 13 sungai Jakarta menuju laut lepas.

Perlu pemasangan jaring-jaring di muara 13 sungai. Perlu edukasi agar di perahu-perahu nelayan dan komersil disediakan tempat sampah agar penumpang tidak membuang sampah ke laut.

Penanganan Sampah

Sementara itu, Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Yusen Hardiman, mengatakan, setiap hari terus berusaha membersihkan sampah di wilayah Kepulauan Seribu. Setiap hari, ada petugas yang mengumpulkan sampah. "Setiap hari rata-rata terkumpul 40 ton sampah," tandas Yusen.

Dia menginformasikan, ada 264 petugas kebersihan yang selalu bersiaga dan disebar ke titik-titik rawan penumpukan sampah seperti pulau wisata dan pulau berpenduduk. Selain itu, petugas juga rutin patroli mengambil sampah. Hanya, menurutnya, patrol sering terganggu cuaca buruk dan gelombang tinggi. Penanggulangan sampah di laut berbeda dengan mengambil sampah di darat.

"Untuk membawa sampah tersebut, petugas perlu menggunakan kapal yang belum tentu dapat bersandar di pulau tertentu. Jika tidak bisa bersandar, petugas akhirnya menggunakan perahu lebih kecil agar kapal tidak merusak terumbu karang," ungkap Yusen.

Hanya, lanjutnya, perahu kecil tentu tidak dapat menampung volume sampah yang begitu banyak. Tiap perahu kecil hanya dapat menampung satu meter kubik sampah. Sudin LH Kepulauan Seribu memiliki 13 kapal berbagai ukuran. Tahun depan direncanakan menambah 10 kapal kecil dan satu kapal patroli.

Menanggapi temuan warga tentang penyu yang mati di perairan Pulau Pari, Yusen, mengaku sudah berkoordinasi dengan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta. Saat ini, jelasnya, BKSDA sedang mencari bangkai penyu yang diperkirakan masih mengambang di laut.
"Kami belum dapat memastikan penyebab kematian penyu," tegasnya. pin/G-1

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.