Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bisnis Antariksa ‘Booming’, Akankah Wisata Luar Angkasa Semakin Murah?

Foto : The Conversation/Ignatiev/E+ via Getty Images

Kegiatan berjalan di luar angkasa termasuk salah satu aktivitas paling berbahaya bagi manusia.

A   A   A   Pengaturan Font

Bahaya perjalanan ruang angkasa

Sebagian besar orang Amerika Serikat mungkin masih mengingat betapa tragisnya tragedi yang menelan 14 nyawa astronaut yang meluncur dari negara tersebut. Dua dari lima pesawat ulang-alik yang diluncurkan hancur. Challenger meledak di udara tak lama setelah peluncuran pada 1986. Kejadian nahas serupa juga menimpa Columbia saat pesawat ruang angkasa itu kembali ke Bumi pada Februari 2003.

Secara keseluruhan, ada 30 astronaut dan kosmonaut yang telah gugur selama pelatihan atau misi luar angkasa.

Selain itu, ada puluhan peristiwa kecelakaan yang nyaris terjadi. Peristiwa terbaru, dua astronaut terpaksa harus memperpanjang waktu tinggal mereka di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama enam bulan, karena NASA menyatakan kendaraan Boeing Starliner yang mereka tumpangi tidak aman untuk perjalanan pulang. Starliner tercatat memiliki banyak masalah selama pengembangannya, termasuk pita yang mudah terbakar, katup yang macet, dan sistem parasut yang tidak memadai. Malfungsi pada pesawat menyebabkan NASA enggan mengambil risiko membawa pulang kembali astronaut mereka dengan kendaraan milik Boeing itu.

Tak hanya di udara, bahkan di darat sekalipun risiko kecelakaan terhadap astronaut tetap ada. Pada 1967, tiga astronaut Apollo 1 tewas dalam kebakaran di landasan peluncuran, sementara sekitar 120 orang meninggal dalam ledakan di landasan peluncuran roket tak berawak di Rusia pada 1960. Di belahan bumi lain, ratusan orang tewas pada 1996 ketika sebuah roket Cina melenceng dan menubruk desa terdekat.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top