
Berpotensi Lanjutkan Pelemahan Hari Ini (20/3)
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan masih melanjutkan tren negatif, hari ini (20/3). Rupiah masih dibayangi sentimen negatif, baik internal maupun eksternal.
Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi melihat investor cemas dengan ketidakpastian kondisi ekonomi di Amerika Serikat (AS). Faktor eksternal lain yang turut memicu kegelisahan pelaku pasar adalah meningkartnya tensi geopolitik.
Dari dalam negeri, lanjut Ibrahim, kondisi ekonomi Indonesia saat ini juga mendorong depresiasi nilai rupiah.
- Baca Juga: Ketahuan Nakal, SPBU Kena Sanksi
- Baca Juga: Komunikasi Efektif Pemerintah, Kunci Menangkal Kepanikan
Karenanya, Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (20/3), bergerak di kisaran 16.520–16.580 rupiah.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan, Selasa (19/3), di Jakarta melemah 103 poin atau 0,63 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.531 rupiah per dollar AS.
“Pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi hasil pertemuan Federal Reserve (The Fed) mengenai kebijakan suku bunga,” ujar Analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta.
Berdasarkan informasi Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX), The Fed diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) di kisaran 4,25 -4,50 persen dalam pertemuan yang berakhir hari ini.
Namun, proyeksi ekonomi terbaru dari para pejabat The Fed akan menjadi sorotan utama mengingat risiko resesi meningkat akibat kebijakan perdagangan yang agresif.
Saat ini, sentimen pasar menunjukkan kekhawatiran bahwa tarif impor AS dapat memperburuk inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi yang berpotensi mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Pasar juga mencermati pernyataan The Fed terkait potensi pemangkasan suku bunga di semester kedua tahun ini.
“Pelemahan rupiah lebih dikarenakan pelaku pasar menghindari aset-aset berisiko seperti rupiah dan menempatkan pada emas dikarenakan meningkatnya risiko resesi perekonomian AS, dampak dari kebijakan tarif Presiden Trump,” ungkap Rully.
Berita Trending
- 1 TNBTS menyangkal pelarangan drone berkaitan dengan ladang ganja
- 2 Kemenhut bantah pembatasan drone terkait temuan ladang ganja di TNBTS
- 3 Awak Bus di Purwokerto Cek Kesehatan Jelang Angkutan Mudik Lebaran
- 4 BPJS Ketenagakerjaan Pangkalpinang Menyalurkan Santunan Rp3,3 Miliar
- 5 Menbud: Sinema Berperan Sebagai Alat Literasi Sejarah
Berita Terkini
-
Undang-Undang TNI Jangan Langgar Hak-hak Sipil
-
Miliki Sejarah yang Kaya, Wagub Rano Optimistis Wisata Kepulauan Jakarta Berkembang
-
Polres Bangka Selatan Cek Kesiapan Pengamanan Lebaran
-
Zelenskyy Bicara Soal Rencana Pertemuan Rusia-Ukraina
-
1.000 anak duafa se-Riau belanja baju Lebaran di Citimall Dumai