Berpotensi Koreksi Lanjutan
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami koreksi lanjutan, hari ini (24/10). Seiring absennya data penting ekonomi, perhatian pasar tertuju pada perkembangan kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) dan geopolitik di kawasan Timur Tengah.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat pergerakan IHSG akan dibayangi oleh pelemahan nilai rupiah dan rilis laporan keuangan emiten pada kuartal III-2024. Karenanya, Herditya memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Kamis (24/10), rawan terkoreksi dengan support di level 7.718 dan resistance 7.807.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (23/10) sore, ditutup melemah tipis di tengah penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 1,41 poin atau 0,02 persen ke posisi 7.787,56, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,37 poin atau 0,04 persen ke posisi 954,375.
"Penurunan indeks saham Amerika Serikat (AS) dan lonjakan yield US Treasury bertenor 10 Tahun terjadi di tengah semakin besarnya keraguan bahwa bank sentral AS The Fed akan terus memangkas suku bunga acuannya secara agresif, atau bahkan justru mempertahankan suku bunga acuannya pada November 2024 nanti," sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara, Muchamad Ismail
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Rilis Poster Baru, Film Horor Pabrik Gula Akan Tayang Lebaran 2025
- 2 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 3 Tayang 6 Februari 2025, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Nyata yang Sempat Viral
- 4 Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Sebut JETP Program Gagal
- 5 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
Berita Terkini
- Terpidana Mati Serge Areski Atlaoui Dipulangkan ke Prancis
- PGN Pasok Gas Bumi di SPPG Gagaksipat Boyolali, Dukung 6.000 Porsi MBG per Hari
- Trump Ungkap AS akan Ambil Alih Jalur Gaza untuk Ciptakan “Riviera di Timur Tengah”
- Pemda Bisa Alokasikan Dana Khusus Bagi Seklah Swasta Dalam SPMB
- Rektor ITB Sebut Rencana Kampus Kelola Tambang Butuh Studi Komprehensif