Benjamin Netanyahu akan Kembali Jadi PM
Benjamin Netanyahu
Foto: AFP/RONALDO SCHEMIDTJERUSALEM - Mantan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan sekutu sayap kanannya memastikan kemenangan sekaligus suara mayoritas di parlemen setelah pemungutan suara pemilu dua hari lalu, kata komisi pemilihan umum Israel pada Kamis (3/11).
Hasil pemilu yang dirilis komisi tersebut menyatakan bahwa dengan 99 persen suara selesai dihitung, Netanyahu dan sekutu sayap kanannya telah mengamankan suara mayoritas.
Dengan 32 kursi diraih Partai Likud pimpinan Netanyahu, 18 kursi oleh Partai ultra-Ortodoks dan 14 kursi bagi aliansi sayap kanan Religious Zionism, blok sayap kanan itu berhasil mengumpulkan 64 kursi di parlemen Israel (Knesset) yang memiliki total 120 kursi. Di sisi lain, blok tengah pimpinan Perdana Menteri Yair Lapid hanya bisa mengumpulkan 51 kursi.
Komisi pemilu Israel menambahkan, hasil resmi dan hasil akhir akan disampaikan kepada presiden Israel pada Rabu (9/11) mendatang.
PM Yair Lapid sendiri telah menelepon pesaingnya, Netanyahu, untuk memberikan ucapan selamat pada Kamis.
"Ia telah mengatakan kepada seluruh kantornya untuk mempersiapkan transisi kekuasaan secara tertib," demikian pernyataan dari kantornya.
Pengakuan kekalahan Lapid memastikan pembentukan pemerintahan yang paling berhaluan kanan dalam sejarah Israel. Sementara hasil pemilu ini merupakan sebuah kemenangan definitif bagi Netanyahu untuk mengakhiri era kebuntuan politik Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang memaksa lima kali pemilihan dalam kurun waktu kurang dari empat tahun.
Netanyahu, 73 tahun, akan kembali berkuasa setelah selama 14 bulan menjadi oposisi. Walau dipastikan akan kembali jadi PM, Netanyahu masih akan menghadapi persidangan kasus dugaan korupsi, yang ia bantah, Senin (7/11) mendatang.
Pembicaraan Koalisi
Setelah hasil resmi pemilu disahkan dan disampaikan pada Presiden Israel, Isaac Herzog, pada Rabu (9/11) pekan depan, maka Netanyahu akan segera menjalankan tugasnya untuk membentuk pemerintahan.
Netanyahu, yang telah menjabat sebagai perdana menteri lebih lama dari siapapun dalam 74 tahun sejarah Israel, kemudian akan mulai berbagi jabatan kabinet dengan mitra koalisinya.
Hal itu berarti ada kemungkinan akan terjadi pembagian kekuasaan bersama dengan kubu sayap kanan Religious Zionism, yang telah menggandakan perwakilannya sejak parlemen terakhir.
Itamar Ben-Gvir, seorang politisi yang dikenal dengan retorika anti-Arab dan seruan agar Israel untuk mencaplok seluruh Tepi Barat, mengatakan dia ingin menjadi menteri keamanan publik, sebuah jabatan yang akan menempatkan dia bertanggung jawab atas dinas kepolisian.
Dalam beberapa hari terakhir, Ben-Gvir diketahui telah berulang kali meminta dinas keamanan untuk menggunakan lebih banyak kekuatan dalam melawan perusuh warga Palestina. "Sudah waktunya kita kembali menjadi penguasa negara kita," kata Ben-Gvir.
Sementara itu politisi Religious Zionism lainnya yang bernama Bezalel Smotrich, juga mengincar jabatan sebagai menteri pertahanan.AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Dorong Industrialisasi di Wilayah Transmigrasi, Kementrans Jajaki Skema Kerja Sama Alternatif
- 2 Tak Sekadar Relaksasi, Ini 7 Manfaat Luar Biasa Terapi Spa untuk Kesehatan
- 3 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 4 Industri Kosmetik Nasional Sedang 'Glowing', tapi Masyarakat Perlu Waspada
- 5 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
Berita Terkini
- 5 Ramuan Herbal Ampuh untuk Pengobatan Radang Paru-Paru
- Sidang Pemakzulan Presiden Korsel Yoon Dimulai
- 7 Rahasia Pengobatan Alami untuk Menjaga Sistem Imun
- Grammy Awards Tetap Digelar Meski Kebakaran di LA Masih Berlangsung
- Setelah Pagar Laut Tangerang, KKP Pastikan Segel Pagar Laut Ilegal di Perairan Bekasi