Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sisi Lain

Benarkah Ada Perbudakan Era Modern di Industri Makanan Laut Thailand?

Foto : TOHLALA / AFP

kehidupan nelayan l Seorang pedagang menyiapkan ikan di provinsi Narathiwat, Thailand Selatan, (20/12). Kehidupan di atas kapal nelayan berat. Jam kerja yang panjang, kondisi cuaca yang terus berubah, serta pemasukan yang rendah menjadikannya pilihan karir yang tidak menarik.

A   A   A   Pengaturan Font

"Sungguh sulit, bekerja sepanjang waktu. Setiap lima jam saat jam kerja saya akan bekerja tiga jam sebelum mengambil dua jam istirahat," jelasnya. "Seakan ada tiga musim tiap hari yaitu hujan, panas, dan dingin. Hujan turun, ombak naik, tetapi kami harus bekerja dan bertahan dalam cuaca buruk hingga semuanya usai."

Vichien punya sedikit tabungan. Ketika kapalnya kembali ke darat ia tidak punya tempat tinggal dan akhirnya mengeluarkan upahnya yang tidak seberapa di tempat karaoke. Saat kehabisan uang, ia merasa tidak punya pilihan kecuali kembali melaut. Ini adalah lingkaran setan.

Seperti banyak pekerja lain, paspor Vichien diambil majikannya. Pada 2016, ia bekerja di kapal yang dijual ke pemilik orang Malaysia dan mendapati dirinya tertinggal dan terlunta di Kota Kuching, Malaysia.

Ia terpaksa mengumpulkan sampah untuk mencari pemasukan, tidak bisa pulang ke kampung halamannya. Beruntung bagi Vichien, ia diselamatkan oleh satu kelompok kesejahteraan yang membantu ribuan orang lainnya.

Perlindungan Pekerja
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Kris Kaban
Penulis : Kris Kaban

Komentar

Komentar
()

Top