Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Libya - Korban Jet Ukraina Diduga Memasok Senjata

Belum Sepekan, Embargo Dilanggar

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Menurut UNSMIL, gencatan senjata pada 12 Januari lalu yang disetujui Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) dan pasukan pimpinan komandan Khalifa Haftar telah memberi sedikit ketenangan yang sangat dibutuhkan warga sipil Libya. "Namun, gencatan senjata yang rapuh ini sekarang terancam karena ada transfer pejuang asing, senjata, amunisi, dan sistem canggih yang sedang berlangsung kepada partai-partai. Ini dilakukan negara-negara, termasuk yang baru bertemu dalam Konferensi Berlin," katanya.

Dikatakan, banyak penerbangan telah mendarat di bandara Libya selama 10 hari terakhir. Pesawat-pesawat itu membawa senjata canggih, kendaraan lapis baja, penasihat dan pejuang untuk kedua belah pihak yang bertikai di Libya. "Misi PBB mengutuk pelanggaran yang sedang berlangsung ini. Sebab pelanggaran berisiko menjerumuskan Libya ke dalam pertempuran yang baru dan lebih intensif," katanya.

Komandan militer, Haftar, yang menguasai bagian timur Libya dan sebagian besar wilayah selatan, memulai serangan pada April tahun lalu untuk merebut Tripoli dari GNA yang diakui PBB. Turki telah mendukung GNA yang berbasis di Tripoli. Sedang Haftar didukung Rusia, Uni Emirat Arab, dan Mesir.

Juru bicara Kementerian Kesehatan GNA, Amin al-Hashemi, mengatakan bentrokan hari Sabtu (25/1), di Tripoli menewaskan satu warga Maroko dan melukai tujuh lainnya. Pakar PBB pada bulan Desember menerbitkan laporan hampir 400 halaman yang menuduh sejumlah perusahaan dan kekuatan eksternal melanggar embargo 2011. Mereka mengirimkan senjata atau pejuang ke Libya.

Menurut Hashemi, embargo senjata tidak efektif karena ada pengiriman militer secara teratur ke Libya. Negara Libya telah terperosok dalam kekacauan sejak pemberontakan yang didukung NATO pada 2011 yang menewaskan diktator Moamer Kadhafi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top