Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Belgia Masih Simpan Tengkorak Pemimpin Kongo Abad ke-19 sebagai Piala Perang

Foto : Istimewa

Institut Ilmu Pengetahuan Alam di Brussels menjadi tempat penyimpanan tengkorak pemimpin Kongo, Lusinga Iwa Ng'ombe, yang melawan penjajah kolonial Belgia pada akhir abad ke-19.

A   A   A   Pengaturan Font

Raja Leopold II dari Belgia merebut sebagian besar Afrika tengah pada pertengahan tahun 1880-an, termasuk Republik Demokratik Kongo modern, yang ia eksploitasi demi keuntungan pribadi dengan kekejaman yang luar biasa. Meskipun tidak ada statistik resmi, para sejarawan memperkirakan jutaan orang tewas di bawah pemerintahannya, akibat kelaparan massal dan penyakit, atau dibunuh oleh penjajah.

Namun saat ini babak berdarah dalam sejarah Belgia tersebut tidak menjadi bagian wajib dari kurikulum sekolah, dan beberapa orang Belgia membela Leopold sebagai tokoh penting. Ada beberapa jalan dan taman yang menyandang namanya dan alun-alun yang dihiasi patung-patungnya.

Pada tahun 2020, Raja Philippe dari Belgia mengungkapkan "penyesalan terdalamnya" atas masa lalu brutal negaranya dalam sebuah surat kepada presiden Republik Demokratik Kongo dalam rangka peringatan 60 tahun kemerdekaan negaranya, namun ia tidak menyampaikan permintaan maaf, yang dikhawatirkan akan membuka pintu bagi tindakan hukum oleh mereka yang mencari reparasi.

Penaklukan Kongo bertepatan dengan lahirnya antropologi modern, dengan para ilmuwan Belgia sibuk membandingkan tengkorak penduduk di wilayah Flanders dan Wallonia di Belgia. Ekspedisi kolonial, yang sering kali melibatkan dokter, dipandang membuka peluang baru untuk penelitian, kata Maarten Couttenier, sejarawan dan antropolog di Museum Afrika. Kolonel Belgia didorong untuk membawa kembali sisa-sisa manusia untuk memberikan bukti superioritas ras.

"Idenya adalah untuk mengukur tengkorak guna menentukan ras," kata Couttenier.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top