Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Krisis I Pengelolaan Kredit Mesti Diawasi Lebih Ketat

Bank Sistemik Bertambah, Risiko Sistem Keuangan Meningkat

Foto : Sumber: Bank Indonesia – Litbang KJ/and/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Hal ini mengindikasikan manajemen risiko atau pengelolaan kredit di setiap perbankan itu belum diawasi dengan ketat oleh OJK, sehingga berpotensi menimbulkan risiko bagi perbankan. "Jangan sampai kasus seperti Bank Century atau kasus BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) terjadi lagi.

Melihat kondisi sekarang ini, tidak menutup kemungkinan mengarah pada kondisi krisis keuangan ke depannya," tukas dia. Di sisi lain, Bhima juga mengingatkan risiko kurs pada kinerja perbankan nasional.

Lembaga pemeringkat internasional, Standard and Poor's pernah memprediksi apabila nilai tukar rupiah tembus 15.000 rupiah per dollar AS, maka akan banyak perusahaan yang gagal bayar utang. "Nah, ini akan sistemik juga pada perbankan. Waktu itu stress test-nya 15.000 rupiah.

Sekarang sudah hampir 14.000 rupiah per dollar AS. Ini yang agak mengkhawatirkan, ada tekanan dari global yang agak besar, sementara di dalam negeri kepercayaan investornya mulai berkurang.

Terus indeks keyakinan konsumen terus turun," imbuh Bhima. Berkaca pada krisis 1998, kata Bhima, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mengawasi secara ketat bank sistemik yang berisiko. Modal perbankan saat ini terbilang cukup memadai. "Yang perlu diperbaiki sebenarnya dari manajemen risiko penyaluran kreditnya," ujar dia.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top