
Bank Emas, Topang Stabilitas Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global
Bank Emas Tingkatkan Nilai Tambah Ekonomi
Foto: antaraJAKARTA -Bank emas atau bullion bank perlu meningkatkan sistem keamanan dan jaminan keaslian emas. Hal tersebut dimaksudkan agar agar bank emas (bullion bank) dapat berjalan optimal dan memberikan dampak positif secara berkelanjutan bullion bank dapat berjalan optimal dan memberikan dampak positif secara berkelanjutan.
Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai bullion bank perlu menerapkan sistem hallmarking yang sesuai dengan standar internasional, seperti London Bullion Market Association (LBMA). Hal itu untuk menjamin keaslian emas yang diperdagangkan.
“Selain itu, perlu dibangun infrastruktur yang aman untuk penyimpanan dan distribusi emas, termasuk pengiriman yang memenuhi standar keamanan internasional,” kata Josua di Jakarta, Selasa (25/2).
Menurut Josua, kolaborasi dan sinergi antarpemangku kepentingan (stakeholders) juga diperlukan sebagai bagian dari strategi bank emas. Karenanya, penting untuk membentuk Dewan Emas Nasional (Gold Council) yang melibatkan regulator, pelaku industri, dan akademisi untuk merumuskan kebijakan strategis dan roadmap pengembangan ekosistem bulion.
Selanjutnya, strategi lain yakni penerapan product-driven regulatory strategy. Josua mengingatkan regulasi yang diterapkan harus fleksibel dan adaptif terhadap inovasi produk keuangan berbasis emas.
“Peran yang jelas antara Bank Sentral (Bank Indonesia), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kementerian Keuangan perlu ditetapkan secara tegas untuk menghindari tumpang tindih regulasi,” jelas dia.
Strategi terakhir yaitu peningkatan literasi keuangan emas. Josua memandang, penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk keuangan berbasis emas agar mereka dapat memanfaatkan produk bullion bank secara optimal, termasuk memahami risiko dan manfaatnya.
Josua mengatakan, dampak jangka panjang dari keberadaan bullion bank di Indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek salah satunya peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Dengan mengoptimalkan potensi emas yang belum dimonetisasi, dia mengatakan bullion bank dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi melalui aktivitas intermediasi emas dan mendorong hilirisasi industri emas dari sektor penambangan hingga manufaktur perhiasan.
Dari aspek penguatan sektor keuangan syariah, bullion bank dapat memperkuat transaksi keuangan berbasis emas yang sejalan dengan prinsip syariah, seperti murabahah dan ijarah berbasis emas.
Dampak bullion bank juga dapat dilihat dari aspek stabilitas ekonomi dalam situasi ketidakpastian global. Ini mengingat karena emas dikenal sebagai aset safe haven yang mampu menjaga nilai saat kondisi ekonomi global tidak stabil.
Terakhir, keberadaan bullion bank dapat dilihat dari aspek peningkatan pendapatan negara. Dalam hal ini, bullion bank juga dapat berkontribusi pada pendapatan negara melalui pajak dan peningkatan devisa dari ekspor emas.
Rencana Peluncuran
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto mengumumkan pembentukan bank emas yang rencananya akan diresmikan pada 26 Februari 2025. Presiden Prabowo beralasan pembentuan bullion bank di Indonesia karena komoditas emas hasil tambang dalam negeri diekspor tanpa ada penyimpanan khusus di dalam negeri.
Belum lama ini, OJK telah memberikan izin atau persetujuan kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) untuk menjalankan kegiatan usaha bulion pada 12 Februari 2025. Selain BSI, LJK lain yang telah mengantongi izin usaha bulion yakni PT Pegadaian (Persero) per 23 Desember 2024.
Berita Trending
- 1 Harga BBM di SPBU Vivo Turun, Pertamina, BP dan Shell Stabil
- 2 RI Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Kolaborasi AZEC
- 3 Akademisi: Perlu Diingat, Kepala Daerah yang Sudah Dilantik Sudah Menjadi Bagian dari Pemerintahan dan Harus Tunduk ke Presiden
- 4 Terkenal Kritis, Band Sukatani Malah Diajak Kapolri Jadi Duta Polri
- 5 Pangkas Anggaran Jangan Rampas Hak Aktor Pendidikan