Bank Dunia Serukan Pendekatan Baru Atasi Krisis Utang
ADHI CAHYA FAHADAYNA Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Brawijaya, Malang - Utang yang besar membuat kemampuan suatu negara untuk membayar semakin turun, sehingga terancam bangkrut.
Hal itu karena sebagian negara-negara berkembang telah membangun sektor keuangan domestik mereka tanpa kerangka fiskal berkelanjutan yang sesuai. "Tiba-tiba alat penilaian Anda yang hanya melihat asumsi bahwa orang-orang ini hanya bisa meminjam ke luar negeri, sudah tidak sesuai lagi," katanya.
Masih Rentan
Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Brawijaya, Malang, Adhi Cahya Fahadayna, mengatakan negara-negara dunia ketiga yang secara ekonomi masih rentan, tidak memiliki pilihan lain selain utang sekalipun utang tersebut tidak mungkin dibayar kembali.
"Dari riset Paul Collier, bisa kita lihat bahwa kekuatan ekonomi negara maju makin menguat, dan pendapatan negara maju juga semakin banyak. Namun, bagi negara berkembang dan miskin, pendapatan tidak sebanding dengan pengeluaran karena besarnya populasi dan minimnya infrastruktur di negara berkembang dan miskin hanya menyisakan pilihan untuk berutang kepada negara maju," katanya.
Utang yang besar membuat kemampuan suatu negara untuk membayar semakin turun, sehingga terancam bangkrut. "Maka seharusnya, utang memperhatikan kemampuan membayar kembali, tidak malah menjebak negara berkembang dan miskin tunduk pada mekanisme utang," kata Adhi.
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya