Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
“Competitive Advantage" I Agar Kompetitif Negara Harus Bangun Budaya Peduli Mutu

Bangun Paradigma Nasional yang Berorientasi pada Daya Saing Global

Foto : ISTIMEWA

Dalam era persaingan global yang semakin ketat, Indonesia perlu memperkuat paradigma nasional yang berfokus pada peningkatan daya saing global.

A   A   A   Pengaturan Font

Pertama, paradigma daya saing global tidak hanya mengacu ke pasokan sumber daya alam (SDA), tetapi juga inovasi dan sumber daya manusia (SDM). "Hal itu berarti belanja riset porsinya harus naik jadi 2 persen dari PDB agar ranking inovasi global Indonesia bisa ditargetkan masuk kelompok 30 besar dari posisi saat ini, posisi 61 dari 132 negara," kata Bhima. Kedua, menurunkan tingkat Incremental Capital Output Ratio (ICOR) dengan produktivitas industri pengolahan dan integrasi infrastruktur penunjang sektor tradable. Ketiga, mengalihkan insentif ke sektor industri yang memberikan nilai tambah dalam global value chain. "Terakhir, menarik relokasi industri dari negara maju yang berkaitan dengan high tech industry," kata Bhima.

Berkaitan dengan SDM, pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky, mengatakan reformasi SDM perlu dibangun mulai dari sistem pendidikan paling mendasar, lalu tenaga kerjanya diberi training, reskilling, dan upskilling. Hal yang lebih struktural tentu pendidikan, karena skor Program for International Student Assessment (PISA) Indonesia masih kalah dari Singapura, bahkan Vietnam. "Jadi, kualitas SDM ini perlu dibangun dengan memanfaatkan digital, tetapi secara struktural ada pendidikan dari usia dini hingga sampai level SMP, SMA, bahkan sampai lulusan perguruan tinggi (PT)," kata Riefky.

Peduli Mutu

Pada kesempatan berbeda, pengamat ekonomi dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dian Anita Nuswantara, mengatakan untuk membangun daya saing global sebuah negara harus memiliki dan meningkatkan budaya peduli dengan mutu.

"Budaya mutu yang harus dimiliki dan dibangun dimulai dari hulunya yaitu segala masyarakatnya sendiri dalam kehidupan sehari-hari dan mutu pemimpin atau pemerintah," kata Dian. Mereka harus membangun mutu yang sesuai dengan sendi-sendi kebijakan dan kearifan lokal di masyarakat, serta mengadopsi nilai-nilai modernitas global yang tidak berseberangan. Dengan menganut budaya mutu ini diharapkan setiap orang punya komitmen kolektif terhadap organisasinya, apakah itu dengan lingkungan masyarakat, perusahaan, atau lembaga pemerintahan.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top