Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Awas Penggunaan Injeksi Anti Kerut Berulang Memicu Resistensi Berbahaya

Foto : Istimewa.

Ilustrasi-Terapi anti kerut.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Banyak orang ingin terlihat awet muda dengan suntik dengan melakukan terapi estetik anti kerutan atau anti keriput terutama di bagian wajah. Dengan cara injeksi pasien disuntik dengan botulinum neurotoxin A atau Botulinum Toxin A (BoNT-A).

Penggunaan suntikan ini tidak bisa berlangsung lama atau hanya sekitar 6 bulan. Oleh karenanya untuk mendapatkan hasil serupa perlu diulang, frekuensinya diperpendek menjadi 3-4 bulan. Pasien seperti ini disebut sebagai secondary non-responders.

Namun penggunaan anti-keriput Botulinum Toxin A (BoNT-A) dalam terapi estetika berkepanjangan ternyata berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Efek buruk paling nyata adalah kondisi imunoresistensi atau NAb-induced secondary nonresponse (SNR) atau NAb-SNR.

Imunogenisitas adalah kemampuan suatu substansi (seperti antigen atau epitope) dalam memicu respons imun dari tubuh manusia atau hewan lainnya. Dalam kata lain, imunogenisitas adalah kemampuan untuk memicu respons imun humoral dan atau dimediasi sel.

Dampak buruk tersebut artinya anti-keriput yang diinjeksikan tidak lagi merespons secara efektif, efeknya tidak sebaik injeksi pertama. Ini membahayakan, karena jika suatu saat membutuhkan terapi injeksi BoNT-A untuk kondisi penyakit serius, terapi jadi tidak efektif lagi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top