Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Awal Mula Munculnya Rasisme dan Diskriminasi Warna Kulit

Foto : The Conversation/Freepik

Seorang anak laki-laki mengikuti sebuah aksi protes.

A   A   A   Pengaturan Font

Konstruksi dan diskriminasi ras berkembang seiring dengan kolonialisme. Misalnya, pada masa Hindia Belanda, pemerintah kolonial membagi masyarakatnya menjadi tiga kategori: Eropa, Timur Asing, dan Bumiputra. Tiga kategori itu secara harfiah merujuk pada tempat, namun memiliki konotasi ras. Sementara itu, arti dari tempat sendiri tak selalu sama dengan asal.

Ann Laura Stoler, profesor antropologi dan sejarah dari The New School for Social Research, AS, mengistilahkan struktur masyarakat kolonial ini sebagai bentuk dari "negara taksonomik", yakni negara yang administrasi pemerintahannya bertugas mendefinisikan sekaligus menafsirkan segala hal yang melegitimasi sekelompok orang agar dapat dihimpun ke dalam ras tertentu. Proses ini tidak dilakukan melalui kajian ilmiah yang teliti, tetapi berasal dari niat untuk memudahkan kontrol atas masyarakat yang dikuasainya.

Pengelompokan ras seperti itu dicitrakan seolah-olah adalah kondisi alamiah, padahal sepenuhnya politis. Ras kulit putih yang dalam masyarakat kolonial dikonstruksikan sebagai yang lebih unggul ini kemudian menjadi dalih bagi praktik perbudakan.

Selama era kolonialisme Belanda pula, citra putih yang superior semakin berkembang dan menguat melalui kebijakan segregasi rasial (pemisahan berdasarkan ras) ini. Kelompok kulit putih (orang-orang Eropa) digambarkan sebagai simbol moralitas, keberadaban, dan berorientasi maju. Citra serba baik di masa kolonialisme ini berlanjut hingga era kemerdekaan. Oleh kapitalisme, konstruksi ke-putih-an ini 'dirawat' di ruang publik melalui media massa.

Dalam buku Becoming White: Representasi Ras, Kelas, Feminitas, dan Globalisasi dalam Iklan Sabun (2003), Aquarini Priyatna Prabasmoro, guru besar bidang ilmu sastra dan gender Universitas Padjadjaran, menjelaskan bahwa citra tubuh merupakan sebuah permainan yang terancang amat baik, salah satunya melalui iklan sabun.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top