
Australia-PNG Segera Teken Perjanjian Pertahanan
Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles
Foto: AFP/YASUYOSHI CHIBASYDNEY – Australia pada Kamis (20/2) mengatakan bahwa mereka akan menandatangani perjanjian pertahanan dengan Papua New Guinea (PNG) untuk memperkuat hubungan setelah sejumlah negara Pasifik yang terus-menerus didekati oleh Tiongkok.
Kedua negara di Pasifik yang secara historis dekat tersebut mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa mereka berkomitmen untuk merundingkan perjanjian tersebut guna memperdalam integrasi pasukan mereka dan mempermudah pemberian dukungan keamanan.
“Hal ini akan memungkinkan kedua angkatan pertahanan kita untuk melangkah di jalur peningkatan integrasi dan peningkatan interoperabilitas,” kata Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles.
- Baca Juga: Prancis Ajak Eropa Bersiaga Militer
- Baca Juga: Menlu AS Didesak Perbarui Pakta New START dengan Russia
“Kita hidup di dunia yang semakin kompleks secara strategis. Sangat penting bagi kami untuk bekerja sama dengan sahabat terdekat, tetapi dalam kasus ini, kami bekerja sama dengan keluarga, dan begitulah cara kami memandang hubungan kami dengan PNG,” imbuh Marles kepada wartawan dalam konferensi pers bersama mitranya dari PNG.
Hanya sedikit rincian yang diberikan tentang perjanjian masa depan, yang akan dibangun di atas perjanjian keamanan menyeluruh yang ditandatangani antara kedua negara pada tahun 2023. Namun Menhan PNG, Billy Joseph, mengatakan perjanjian itu penting mengingat geopolitik dan berbagai persaingan yang sedang berlangsung”.
“Kami telah secara sadar membuat keputusan untuk memilih siapa yang akan menjadi teman kami sejauh menyangkut masalah keamanan,” kata Joseph.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Australia telah menandatangani perjanjian keamanan, menyalurkan dana bantuan dan meningkatkan kunjungan diplomatik untuk memperkuat pengaruhnya di Pasifik selatan, sementara Tiongkok memperbarui upayanya untuk merayu negara-negara kepulauan di kawasan tersebut.
Selama dekade terakhir, Tiongkok telah mengucurkan miliaran dollar kepada negara-negara Pasifik, mendanai rumah sakit, stadion olahraga, jalan raya, dan pekerjaan umum lainnya. Pendekatan ini tampaknya membuahkan hasil. Kepulauan Solomon, Kiribati, dan Nauru telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dalam beberapa tahun terakhir demi Tiongkok.
Kapal Perang
Pada saat bersamaan, Menhan Marles melaporkan bahwa Australia saat ini sedang memantau secara ketat keberadaan armada kapal perang Angkatan Laut Tiongkok di zona ekonomi eksklusifnya di lepas pantai timurnya, walau kapal-kapal itu tidak menimbulkan ancaman apapun karena tidak melanggar hukum maritim apapun.
"Kami terus mengawasi mereka dan akan memastikan bahwa kami mengawasi setiap gerakannya," kata Marles kepada Sky News seraya menambahkan bahwa angkatan udara dan laut Australia sedang memantau kapal-kapal tersebut.
Sebuah kapal fregat, kapal penjelajah dan kapal pasokan AL Tiongkok pekan lalu memasuki wilayah maritim Australia, dengan fregat tersebut melintasi Selat Torres antara Australia dan PNG. Sejak itu, kapal tersebut telah bergerak ke selatan, berlayar dalam jarak 150 mil laut dari pantai Sydney, Financial Times melaporkan. AFP/ST/I-1
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 3 Persija Jakarta Kini Fokus Laga Lawan PSM Makassar
- 4 Harimau Memangsa Hewan Ternak Warga Mukomuko Bengkulu
- 5 Penemuan Fosil Purba di Tiongkok Mengubah Sejarah Evolusi Burung