Atasi Anak Obesitas, Ganti Camilan dengan Makan Buah Potong
Ilustrasi anak makan buah.
Foto: ANTARA/Pexels/cottonbro studioJakarta - Ketua Tim Satuan Tugas Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Banten dr Novitria Dwinanda, Sp.A. Subsp. N.P.M mengatakan tata laksana anak obesitas yakni dengan mengganti camilan dari yang semula hanya makanan manis menjadi buah potong.
"Anak masih tumbuh dan kembang, jadi jangan sampai kita kurusin dia tetapi otaknya tidak berkembang. Tata laksana obesitas pada anak itu yang dipotong itu snack, bukan makanan utama," kata dia di Jakarta, Selasa.
Novitria menyarankan orangtua tak mengganti buah potong dengan bentuk jus karena biasanya mengandung gula lebih tinggi.
Selain camilan, orangtua perlu juga untuk menghilangkan asupan minuman manis dan menggantinya dengan air putih.
Kemudian, untuk makan utama sebaiknya berikan dalam porsi seperti biasa dan frekuensi tiga kali sehari atau dengan kata lain tidak melewatkan sarapan.
"Tidak boleh lewatkan sarapan, semakin dilewatkan semakin dia balas dendam di siang. Porsi biasa, tidak dikurangi," tutur Novitria yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Indonesia itu.
Selanjutnya, orangtua membantu anak melakukan aktivitas yang disesuaikan dengan usia anak, dan sebaiknya membagi dalam tiga kegiatan besar, dimulai kegiatan ringan yang bisa dikerjakan setiap hari misalnya membersihkan tempat tidur, menaruh alat makan usai dipakai ke tempat seharusnya dan mengambil minum sendiri.
Kedua, kegiatan yang bisa dikerjakan tiga hingga lima kali sehari dan sifatnya sedikit aerobik misalnya bermain sepeda, berjalan sore. Ketiga, kegiatan yang dilakukan sekali hingga dua kali dalam seminggu namun terarah seperti berenang, karate dan latihan basket.
Selain perbaikan pola makan dan aktivitas fisik, pengelolaan obesitas juga meliputi pola tidur atau istirahat. Menurut Kementerian Kesehatan, kurang tidur dapat menyebabkan hormon leptin terganggu sehingga menyebabkan rasa lapar tidak terkontrol. Jika kuantitas dan kualitas tidur seseorang tidak sesuai maka akan memengaruhi keseimbangan berbagai hormon yang pada akhirnya memicu kejadian obesitas.
Gangguan tidur dapat menyebabkan peningkatan asupan energi melalui sejumlah cara yakni peningkatan rasa lapar melalui meningkatnya hormon ghrelin (pengontrol rasa lapar) dan menurunnya hormon leptin (pengontrol rasa kenyang), waktu tersisa untuk makan menjadi lebih banyak dan cenderung memilih makanan yang tidak sehat.
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 2 Rilis Poster Baru, Film Horor Pabrik Gula Akan Tayang Lebaran 2025
- 3 Tayang 6 Februari 2025, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Nyata yang Sempat Viral
- 4 Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Sebut JETP Program Gagal
- 5 Meksiko, Kanada, dan Tiongkok Siapkan Tindakan Balasan ke AS
Berita Terkini
- Puan Sebut KTT Anak di Vatikan Lahirkan Aksi Nyata demi Hak Anak se-Dunia
- Paripurna DPR RI Setujui RUU BUMN Menjadi UU, Struktur Organisasi Danantara Ditetapkan Langsung Presiden
- Presiden Prabowo Berkomitmen Sempurnakan Program MBG Agar Jangkau Seluruh Indonesia
- Tenaga Surya Opsi Terbaik Bagi RI Capai Target EBT 75 GW Sebelum 2035
- Sayang Harus Ada Seorang Ibu Meninggal Dulu, Baru Gas Dikembalikan ke Pengecer