Asosiasi Berita Jepang Peringatkan Dampak AI pada Angka Kunjungan Konten Berita
Pembawa berita dengan kecerdasan buatan (AI) dari lembaga penyiaran berita di Beijing, beberapa waktu lalu.
"Karya kami yang dilindungi hak cipta ditampilkan dengan cara yang sangat mirip. Ini seperti mengambil roti dari mulut bisnis kami, jika layanannya digunakan secara gratis," kata seorang eksekutif dari sebuah surat kabar lokal Jepang.
"Jika orang tidak lagi, mengakses situs web (media berita), pendapatan dari iklan akan menurun, dan organisasi berita serta penyedia informasi utama lainnya akan mengalami kerugian besar," kata Makoto Nagatsuka dari Universitas Hitotsubashi, yang mengkhususkan diri dalam hukum hak cipta.
Sistem hukum harus ditinjau ulang mengingat pesatnya kemajuan AI generatif. Pada bulan Agustus 2023, Asosiasi Penerbit Majalah Jepang, Asosiasi Hak Cipta Fotografi Jepang dan Asosiasi Penerbit Buku Jepang mengeluarkan pernyataan bersama dengan Asosiasi Penerbit dan Editor Surat Kabar Jepang yang menyerukan tindakan untuk melindungi hak-hak mereka.
Mereka mengatakan Undang-Undang Hak Cipta saat ini mendukung pembelajaran AI, tetapi tidak memadai bagi pemegang hak cipta. Di negara lain, upaya juga sedang dilakukan untuk melindungi karya berhak cipta.
Pada bulan Mei, News Media Association, sebuah kelompok industri yang beranggotakan sekitar 2.000 penerbit surat kabar dan majalah di Amerika Serikat, meminta Departemen Kehakiman AS dan Komisi Perdagangan Federal AS untuk menghentikan perluasan layanan mesin pencari AI, dengan alasan beberapa operator menggunakan artikel dari surat kabar dan media lain secara tidak tepat.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya