ARTSUBS Manjakan Penggemar Seni Kontemporer Surabaya
Karya-karya yang ditampilkan merupakan imajinasi sosial yang mengandung aspirasi dan fantasi tentang keterubahan berbagai segi kehidupan di Indonesia di masa sekarang maupun di masa depan.
Foto: Koran Jakarta/SelocahyoSURABAYA – Pecinta seni rupa kontemporer di Kota Surabaya baru-baru mendapat kesempatan menyaksikan pameran besar berskala nasional ARTSUBS, menyajikan pemetaan Indonesia dalam berbagai faset terkini.
Dalam sebulan penuh, ARTSUBS
menghadirkan 200-an karya dari 150 lebih seniman rupa Indonesia yang menempati ruang pamer seluas total 3900 meter persegi di Pos Bloc, berlangsung hingga 24 November 2024.
Beberapa lingkup-gelaran tersebut tersusun-terisi dengan karya-karya yang dipesan secara khusus. Adapun berbagai lingkup-gelaran tersebut yang dapat menjadi pusat-pusat perhatian tersebut adalah: lanskap kontemporer; pasca-tradisi dan pasca-orientalisme; materialitas dan terobosan medium; arus pop dan low brow; objek dan kebendaan; irisan arsitektur; abstraksi dan selebihnya kesosokan baru; fotografi dan cetak grafis, jangkauan ekologi; dan kolektif seni.
ARTSUBS juga mengancang berbagai acara pendamping yang memperkuat pergelaran pameran. Yakni dengan empat sub-program yakni lokakarya (workshop), pentas wicara, tur pameran, dan diskusi publik.
"Dengan semua agenda itu, ARTSUBS akan menjadi ajang pertemuan para kolektor, pembawa gaya hidup, serta para pemerhati dan pengamat seni, mode, desain, dan berbagai tren mutakhir," ungkap pantia dalam sebuah pernyataan.
Digagas Rambat sebagai direktur utama (chief director) bersama tim, yaitu Asmudjo J. Irianto sebagai art director dan Nirwan Dewanto sebagai kurator, Army sebagai event manager, Hermawan Desmanto sebagai spatial director, dan Andi Rahmat sebagai visual director.
Mengambil tema Ways of Dreaming, ARTSUBS nenunjuk kepada aneka jalan mimpi atau banyak cara bermimpi dalam ikhtiar kita menyelenggarakan modernitas. Lebih khusus lagi, karya-karya seni rupa kontemporer Indonesia adalah imajinasi sosial yang mengandung aspirasi dan fantasi tentang keterubahan berbagai segi kehidupan di Indonesia di masa sekarang maupun di masa depan.
Seni rupa kontemporer dianggap penting di negara-negara maju tersebut karena dapat menjadi representasi dan refleksi kritis pada segenap persoalan manusia dan lingkungannya.
ARTSUBS menghadirkan dua komponen utama, yaitu karya-karya seni itu sendiri yang berwujud material, misalnya lukisan, patung, instalasi, fotografi, dan seterusnya. Maupun kandungan-isinya, yaitu refleksi dan representasi akan berbagai masalah yang hidup di tengah masyarakat.
"Sebagai anak kandung masyarakatnya, setiap seniman berkarya untuk memperkaya dan memperbaharui tinjauan kita atas berbagai kenyataan sosial. Namun demikian, kita akui bahwa seni rupa kontemporer Indonesia sebagai variabel sosial tersebut
masih harus didorong untuk menjadi bagian organik dari kehidupan masyarakat kita," katanya.
"Tentu di sini termasuk berbagai paradoks maupun segi kritis yang terkandung dalam kemajuan (progress) yang dikejar masyarakat kita. Seniman rupa, sambil menyelami situasi kesejarahan dan kekinian dengan cara masing-masing, selalu mencari jalan-jalan baru untuk memperlihatkan mimpi dan fantasi tersebut," katanya.
"Mereka mengungkap segi-segi lain dari apa yang kita sebut sebagai kemajuan dan modernitas.Indonesia adalah negara besar -dengan jumlah penduduk nomor empat di dunia- yang kaya dengan sumber daya alam dan warisan budaya serta kesenian tradisi, tapi negara-bangsa kita belum berperan penting dalam bidang ilmu dan teknologi.Dalam hal ini, “Indonesia menjadi negara maju” adalah mimpi besar yang semoga
segera terselenggara."
"Bangsa-bangsa maju di dunia ini, baik di Barat, Timur, Utara maupun Selatan, bisa terus mendorong diri ke depan karena memiliki daya kritis terhadap dirinya sendiri, self-criticism, yang sudah satu-menyatu dengan berbagai proyek kemajuan mereka," tuturnya.
Pilihan lokasi ini penuh pertimbangan. Pos Bloc sebelumnya adalah Kantor Pos Surabaya Sebuah bangunan historis yang pernah menjadi tempat bersekolah Presiden RI Ir. Soekarno di bangku Hoogere Burgerschool (HBS). Lokasinya di Jalan Kebon Rojo, Krembangan Selatan, sangatlah strategis.
Absennya ruang-ruang non-komersial yang bisa menghadirkan karya-karya seni bagi publik, misalnya museum seni rupa, di kota-kota besar kita menunjukkan hal itu.
Dengan langkah yang saksama, ARTSUBS berhasrat mengisi kekosongan ini. Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia yang hingga sekarang belum memiliki pameran besar berskala nasional. Sesungguhnya Surabaya memiliki sumber
daya yang sangat besar untuk ikut mendekatkan seni rupa kontemporer ke tengah masyarakat—juga sebaliknya.
'Kekayaan seni rupa kita sudah semestinya berjalan seiring dengan gaya hidup dan kebutuhan masyarakat yang kian cerdas dan bermartabat. Sudah jamak bahwa kota- kota besar di dunia ini mempunyai pameran besar seni rupa yang dibanggakan ke
dunia luas, dan Surabaya juga seharusnya demikian," ujarnya.
Menurut Nirwan Dewanto sebagai kurator, ARTSUBS yang diancangkan terselenggara ajeg setiap tahun ini semoga bisa dibanggakan sebagai pesaing bagi pameran-pameran besar sejenis di Jakarta dan Yogyakarta. "Niscayalah Surabaya bisa menjadi salah satu situs terpenting pertumbuhan seni kontemporer Indonesia. Yaitu, untuk membarengi perannya sebagai satu sentra penting pertumbuhan ekonomi nasional."
ARTSUBS akan menjadi representasi, pemetaan, dari kerja seni rupa kontemporer Indonesia. Di sini, keragaman akan sangat menonjol. Baik dalam hal bentuk, medium, dan gagasan artistik. Dengan demikian, sesuai dengan kenyataan di medan seni rupa itu sendiri, seni lukis akan sangat dominan, sebab memang demikianlah proporsi praktiknya dibandingkan cabang-cabang seni rupa yang lain.
“Namun, kami menyadari bahwa jangkauan seni rupa kontemporer itu cukup luas, beraneka, dan berlapis-lapis. Maka medium, material dan objek yang kami pilih adalah bisa saja tak terbatas. Tapi yang diarahkan oleh si penggubah sebagai karya seni,” terang Nirwan.
Dengan demikian, medium yang lazimnya dalam seni rupa modern dianggap sebagai bukan-seni, misalnya sebagai kriya atau desain, termasuk di dalamnya, sejauh sudah melompat dari kefungsiannya. Penekanan pada medium dan bahan ini sangat
ditekankan pada kurasi dan seleksi.
Yang pasti, seniman-seniman yang telah terpilih adalah mereka yang sudah punya reputasi tinggi (established), yang sedang tumbuh pesat (emerging) dan yang mulai meraih reputasi (emerging-established), maupun yang pendatang baru.
“Ramuan ini kami anggap penting untuk merangsang pertumbuhan seni rupa kita ke arah-arah yang baru. Para seniman itu berkarya di wilayah-wilayah yang ditengarai sangat giat dewasa ini, yaitu Bali, Bandung, Jakarta, Surabaya dan Malang (dan beberapa kota di Jawa Timur), Yogyakarta, dan daerah-daerah lain,” tegas Nirwan.
Berita Trending
- 1 Sekjen PDIP Hasto Tegaskan Kepemimpinan Risma dan Gus Hans di Jawa Timur Lebih Berakar pada Prestasi
- 2 Pasangan RIDO dan Pramono-Rano Bersaing Ketat di Pilkada DKI Jakarta
- 3 Sekjen PDI Perjuangan Hasto Ingatkan Tambang Emas Rawan Disalahgunakan Pilkada Jember
- 4 Petembak Bekasi Lolos Seleksi Olimpiade Remaja 2026
- 5 Kemendes Petakan Potensi Desa untuk Pasok Pangan Makan Bergizi Gratis
Berita Terkini
- PPG: Erupsi Lewotobi Setinggi 2,5 Km di Puncak
- Kurangi Emisi Karbon, Tiongkok Bangun 2 Kapal Kontainer Bertenaga Listrik
- Berkat Kualitas Produk dan Layanan, Madu Herbal Ini Raih IBBA 2024
- Catat! Ini Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Kamis
- Meletus Lagi, Warga Sekitar Gunung Lewotobi Harus Tetap Waspada